REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mundurnya grup SoftBank dari pendanaan Ibu Kota Negara (IKN) baru memang memberi kabar kurang bagus bagi pemerintah. Namun, mundurnya SoftBank dinilai pasti akan digantikan investor lokal.
Pendiri lembaga survei KedaiKopi Hendri Satrio mengatakan, kabar mundurnya SoftBank memang menjadi informasi yang kurang bagus bagi pembangunan IKN. Namun, ia yakin, posisi SoftBank itu pasti segera digantikan dengan perusahaan lokal Sinarmas.
"Tampaknya pemerintah menilai mundurnya SoftBank itu bukan masalah besar. Kan ada Sinarmas yang jadi Wakil Kepala Badan Otorita IKN," ungkap Hendri kepada wartawan, Sabtu (12/3/2022).
Hendri meyakini ada strategi lain yang disiapkan pemerintah ketika SoftBank tidak jadi berinvestasi di IKN. Hal itu terjawab dengan posisi Dhony Rahajoe yang dilantik sebagai Wakil Kepala Otorita IKN Nusantara. Dhony sebelumnya diketahui menempati posisi sebagai Managing Director President Office Sinar Mas Land.
Walaupun diakui Dhony, ia telah mundur dari posisi Managing Director President Office di Sinar Mas Land, tapi hubungan itu dilihat Hendri tetap ada peluang bagi Sinarmas terlibat dalam proyek pembangunan IKN. "Jadi pemerintah bisa saja tenang dengan mundurnya SoftBank, toh ada Sinarmas," ujarnya.
Sebelumnya SoftbBank Group pada Jumat (11/3/2022), mengonfirmasi mereka tidak akan berinvestasi dalam pembangunan IKN baru Indonesia di Kalimantan. Namun, SoftBank akan tetap berkomitmen dalam mendorong pengembangan startup di negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu.
"Kami tidak berinvestasi di proyek ini, tetapi akan akan melanjutkan untuk berinvestasi di Indonesia melalui perusahaan portofolio SoftBank Vission Fund," ujar SoftBank dalam pernyataannya seperti dilansir Nikkei.com, Jumat (11/3/2022).
Mereka menolak menyebutkan alasan tidak jadi untuk berinvestasi di ibu kota baru. Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengumumkan pada 2019 rencana untuk merelokasi ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.