Sabtu 12 Mar 2022 17:37 WIB

BI Bali: Omicron Picu Kontraksi Bisnis Ritel

Kasus varian Omicron di Bali melampaui jumlah kasus varian Delta.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Logo Bank Indonesia (BI). BI Bali menyebut, penyebaran varian Omicron memicu kontraksi penjualan eceran di Bali.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Logo Bank Indonesia (BI). BI Bali menyebut, penyebaran varian Omicron memicu kontraksi penjualan eceran di Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mencatat peningkatan kasus positif Covid-19 varian Omicron telah mendorong terjadinya kontraksi kinerja penjualan ritel di Pulau Dewata pada Februari 2022.

"Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia menunjukkan kinerja penjualan ritel Bali pada Februari 2022 mengalami penurunan tipis sebesar -0,3 persen (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya," kata Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Bali, Sabtu (12/3/2022).

Baca Juga

Selain peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron, berkurangnya aktivitas pariwisata setelah Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan libur akhir tahun juga turut mendorong kontraksi penjualan ritel di Bali.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, paparan Covid-19 varian Omicron pada Februari 2022, telah menyebabkan lonjakan kasus baru hingga melampaui rekor penambahan kasus baru ketika Bali diterjang Covid-19 varian Delta pada periode Juli-Agustus 2021. Rekor penambahan kasus harian tertinggi saat Bali menghadapi varian Delta tercatat sebanyak 1.957 orang. Namun, karena varian Omicron, rekor itupun terlewati. Tercatat pada 9 Februari 2022, penambahan kasus harian Covid-19 mencatatkan rekor baru tertingginya sebanyak 2.556 orang.

Trisno menambahkan, penurunan penjualan ritel bersumber dari kontraksi penjualan pada beberapa kelompok komoditas. Penurunan terdalam dialami oleh kelompok barang suku cadang dan aksesori serta bahan bakar kendaraan bermotor.

"Berkurangnya aktivitas ekonomi seiring dengan peningkatan penyebaran Covid-19 varian Omicron ditengarai menjadi penyebab penurunan penjualan suku cadang dan aksesori serta bahan bakar kendaraan bermotor yang masing-masing sebesar -3,1 persen (mtm) dan -2,3 persen (mtm)," ujarnya.

Namun, penjualan pada kelompok barang budaya dan rekreasi masih tumbuh sebesar 3,3 persen (mtm). Demikian pula dengan peralatan informasi dan komunikasi tumbuh sebesar 1,4 persen (mtm).

Secara tahunan, pertumbuhan kinerja penjualan eceran Bali pada Februari 2022 masih terjaga positif sebesar 3,2 persen (yoy). Pertumbuhan tahunan tersebut terutama bersumber dari meningkatnya penjualan untuk subkelompok Sandang.

"Kinerja penjualan eceran tahunan di Bali tersebut selaras dengan kondisi nasional yang juga terus meningkat. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) nasional yang tumbuh secara tahunan sebesar 14,5 persen (yoy)," ucap Trisno.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement