Sabtu 12 Mar 2022 20:29 WIB

Diskusi ICMI: Fenomena LGBT dan Seks Bebas di Indonesia Memprihatinkan

ICMI mengajak masyarakat mewaspadai bahaya LGBT dan seks bebas

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi komunitas LGBT. ICMI mengajak masyarakat mewaspadai bahaya LGBT dan seks bebas
Foto: EPA
Ilustrasi komunitas LGBT. ICMI mengajak masyarakat mewaspadai bahaya LGBT dan seks bebas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) menyikapi fenomena maraknya perzinaan dan kampanye yang dilakukan baik oleh pendukung maupun para pelaku LGBT.  

Hal ini dilakukan ICMI melalui webinar  yang dilakukan secara virtual pada Jumat (11/3/2022). Diskusi bertajuk webinar itu mengangkat tema "Zina, LGBT, dan Ketahanan Keluarga".                  

Baca Juga

Ketua MPP ICMI, Arif Satria, menuturkan hari ini tatanan dunia sedang mengalami masa transisi dari industri 4.0 menuju industri 5.0 atau lebih dikenal dengan sebutan metaverse, namun masih banyak permasalahan dan penyimpangan sosial yang belum selesai sampai sekarang ini. 

"LGBT merupakan penyakit sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat pada hari ini. Perilaku ini adalah perilaku yang tidak bermoral dan dapat menghilangkan kehormatan bagi pelakunya," ujar Arif.   

Ketua Departemen Kesehatan MPP ICMI, dr Taufan Ichsan Tuarita, mengutip firman Allah SWT surat Al Araf ayat 80-81: 

وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ 

إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ ۚ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ

“(Kami juga telah mengutus) Lut (kepada kaumnya). (Ingatlah) ketika dia berkata kepada kaumnya, “Apakah kamu mengerjakan perbuatan keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun sebelum kamu di dunia ini?” Sesungguhnya kamu benar-benar mendatangi laki-laki untuk melampiaskan syahwat, bukan kepada perempuan, bahkan kamu adalah kaum yang melampaui batas.” 

Dr Taufan menjelaskan, dalam surat ini diceritakan bahwa Allah SWT telah mengutus Nabi Luth untuk mengingatkan umatnya yang pada saat itu banyak yang melakukan seks secara menyimpang. “Istilah yang sering kita dengar hari ini adalah LGBT," kata dia. 

Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbud RI, Zulfikri Anas, menyebut terputusnya mata rantai pada aspek pendidikan, keluarga, lingkungan mengakibatkan banyak terjadi penyimpangan sosial yang berakibat pada banyaknya pelaku-pelaku zina dan LGBT di negara Indonesia. 

Ketua Aliansi Cinta Keluarga (AILA), mengutip data paling tidak di Indonesia setiap tahunnya terjadi kasus aborsi mencapai 2,3 juta orang, total 30 persen aborsi dilakukan oleh remaja. Hal ini justru menjadi wajah buruk bagi moralitas warga negara Indonesia yang menjadi negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia.    

Dia menyarankan ggar penyimpangan itu tidak terjadi maka hal yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan edukasi dan juga memberikan keharmonisan dalam keluarga.   

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement