REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kreator TikTok Rusia dilaporkan telah dibayar untuk membagikan video yang mempromosikan narasi pemerintah Putin tentang invasi Ukraina. Menurut laporan Vice, operator anonim di saluran Telegram telah memberi tahu kreator tentang konten yang diunggah dan kapan tenggat waktunya.
Beberapa kreator memiliki lebih dari satu juta pengikut. Namun, sampai saat ini masih tidak ada informasi lebih lanjut terakit oknum di balik kampanye tersebut. Larangan TikTok terhadap video baru dari Rusia dinilai tidak menjadi hambatan. Administrator saluran memberi tahu influencer atau pemengaruh cara untuk menghindari larangan dan setidaknya beberapa produsen telah mengunggah video setelah larangan itu berlaku.
Saat Vice melakukan penyelidikan, tiba-tiba saluran tersebut ditutup pada 9 Maret lalu. Sebagian besar video telah dihapus, tetapi tim kampanye dilaporkan meminta mereka untuk tetap melakukannya. Sementara, kreator lain tetap ada dan tidak pasti berapa banyak inisiatif serupa yang mungkin sedang berlangsung, termasuk tidak jelas apakah propaganda itu efektif.
Dilansir Engadget, Sabtu (12/3/2022), TikTok belum menanggapi soal kampanye pro-Kremlin dan memberi tahu Vice tentang upaya umumnya untuk menemukan ancaman yang muncul dan informasi salah yang berbahaya seputar perang Rusia melawan Ukraina.
Masih belum jelas soal keterlibatan pemerintah Rusia dalam kampanye TikTok. Sementara itu, Rusia dilaporkan juga telah memblokir jejaring sosial seperti Facebook dan Instagram, memposting informasi yang salah melalui akun kedutaannya, menghindari larangan outlet berita negara dan mengkriminalisasi laporan media yang bertentangan dengan sikap resmi tentang perang.