Ahad 13 Mar 2022 16:38 WIB

Zelenskyy Akui Bantuan Barat Tidak Gratis

Zelenskyy menyatakan semua ada harganya.

Rep: Lintar Satria/ Red: Fuji Pratiwi
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Zelenskyy menyatakan, bantuan dari Batat tidak gratis.
Foto: EPA-EFE/JOHANNA GERON
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Zelenskyy menyatakan, bantuan dari Batat tidak gratis.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengakui bantuan negara-negara Barat dalam menghadapi invasi Rusia tidak gratis. Ia mengatakan dana dari Eropa dan negara-negara lain hanya untuk bantuan kemanusiaan atau senjata.

"Terkadang kami menerima senjata langsung, tapi Anda harus mengerti semuanya ada harganya. Kapanpun uang disinggung, ya, itu ada harga, itu tidak gratis," kata Zelenskyy seperti dikutip kantor berita Tass, Ahad (13/3/2022).

Baca Juga

Tass melaporkan, pernyataan ini Zelenskyy sampaikan saat berbicara dengan wartawan asing, Sabtu (12/3/2022) kemarin. Pada 1 Maret lalu, Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak mengatakan akhir Februari lalu Zelenskyy lalu meminta Uni Eropa untuk segera mengizinkan negaranya bergabung.

Prosedur pengajuaan keanggotaan Ukraina di Uni Eropa untuk diterima dipercepat, tercatat dan dipertimbangkan. Dalam pertemuan di Versailles, Prancis, kepala negara dan pemerintahan negara anggota Uni Eropa mengungkapkan solidaritas mereka pada Ukraina tapi tidak menjamin akan memberi status kandidat pada Kiev.

Berdasarkan pernyataan terakhir Uni Eroa mengatakan tetap memperkuat hubungan dengan Ukraina yang bagian dari "keluarga Eropa." Namun menurut Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, proses bergabungnya Ukraina ke Uni Eropa butuh waktu berbulan-bulan hingga tahunan.

Zelenskyy mengatakan, baik Rusia dan Barat harus memberi jaminan keamanan pada negaranya. "Terpisah dari Federasi Rusia, para pemimpin juga harus memberikan jaminan keamanan," kata dia.

Presiden Ukraina itu menambahkan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tidak memberikan perlindungan pada negaranya. "Apa yang kami butuhkan sekarang bukan kata-kata, tapi jaminan keamanan, baik negara negara maupun persatuan negara mampu memberikannya, kami tidak ingin mengobarkan lebih banyak perang," katanya.

Zelenskyy mengatakan negosiasi Ukraina-Rusia masih terus berjalan. "Kelompok negosiator Ukraina dan Rusia masih membahas masalah yang sama," ujarnya.

Ia menambahkan Ukraina menyampaikan mengenai perkembangan negosiasi itu ke negara-negara lain. Zelenskyy mengatakan Ukraina tidak merahasiakan apa pun dan jujur pada agendanya.

"Kami memberitahu pemimpin-pemimpin tertentu mengenai masalah yang dibahas pihak Rusia dan Ukraina," tambahnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement