Dies Natalis Ke-46, UNS Siap Bersaing Menuju World Class University
Rep: My41/ Red: Fernan Rahadi
Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof Jamal Wiwoho saat memaparkan laporan tahunan dalam Sidang Terbuka Senat Akademik dalam rangka Dies Natalis Ke-46 Universitas Sebelas Maret, di Tower UNS “Ki Hajar Dewantara”, Jumat (11/3/2022). | Foto: Tangkapan layar Youtube
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Setelah bertransformasi menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH), Universitas Sebelas Maret terus bekerja keras untuk melakukan berbagai penyesuaian norma, organisasi, dan SDM, sekaligus harus mulai bersaing dan bersanding menuju World Class University.
Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof Jamal Wiwoho memaparkan laporan tahunan sebagai hasil kerja keras seluruh civitas academica UNS. Dimulai pada awal 2022, UNS dinobatkan oleh Time Higher Education(THE) sebagai universitas dalam Young University Ranking 2022.
"Kemudian tahun 2021, UNS masuk dalam jajaran universitas kelas dunia versi THE Impact Ranking dan versi QS World University Ranking. Masih di tahun yang sama, UNS menjadi Perguruan Tinggi Badan Layanan Usaha (BLU) terbaik versi Pemeringkatan Ditjen Dikti Kemdikbudristek,” ungkap Prof Jamal dalam Sidang Terbuka Senat Akademik dalam rangka Dies Natalis Ke-46 Universitas Sebelas Maret, di Tower UNS “Ki Hajar Dewantara”, pada Jumat (11/3).
Sementara itu, dalam hal kelestarian lingkungan, UNS meraih peringkat ke-7 pada penghargaan UI Green Metric tahun 2021 sebagai Sustainability University. Di samping itu, UNS juga melakukan riset pengembangan energi alternatif Thorium sebagai sumber energi listrik ramah lingkungan.
Melalui strategi, program, dan kegiatan yang dilakukan UNS di tahun kedua sebagai PTNBH dan menandai kokohnya kebangkitan UNS menjadi perguruan tinggi kelas dunia, Prof Jamal memohon secara khusus kepada Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo untuk berkenan meresmikan Gedung UNS Tower dengan nama Gedung Ki Hadjar Dewantara.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Indonesia harus dibawa ke arah ekonomi hijau karena kekuatan dan potensi Indonesia yang melimpah. Untuk menuju ke situ, yang perlu disiapkan adalah melakukan pengembangan sumber daya manusia secepatnya. Lembaga pendidikan tinggi termasuk universitas harus lincah dan cepat belajar terhadap perubahan-perubahan yang ada.
"Ilmu pengetahuan berkembang sangat cepat dan harus diikuti dengan program pendidikan yang dinamis, yang cepat. Risetnya, dan risetnya juga harus cepat berubah sesuai dengan tantangan zaman yang ada. Kita ini berkejaran,”" ungkap Presiden Jokowi dalam sambutannya.
Lebih lanjut, berkaitan dengan bonus demografi 2030-2035, SDM Indonesia dituntut untuk cepat berubah dalam dua tahun. Menurutnya, Indonesia harus punya SDM digital (digital talent) yang menguasai AI (artificial intelligence), cloud computing, digital design, digital marketing, blockchain, dan sebagainya.
"Sekali lagi, kalau ini tidak kita lakukan dalam dua tahun ini, saya membayangkan di 2030-2035, berat. Kita akan berat. Sehingga saya minta yang namanya program studi, program studi sekarang ini mungkin hanya relevan lima tahun. Hati-hati dengan kecepatan perubahan zaman seperti ini," katanya.
Selain itu, Presiden Jokowi juga mendorong sektor industri menjadi bagian dari universitas. Mahasiswa bisa belajar di industri melalui program Kampus Merdeka yang dicanangkan oleh Kemendikbud. Dengan adanya Matching Fund yang dibiayai oleh kementerian, pemerintah menargetkan 10 ribu praktisi dari industri yang ditarik ke kampus. Hal inilah yang nantinya akan memicuperubahan-perubahan tersebut.
Penulis: Whafir Pramesty (my41)