REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelangkaan minyak goreng di pasar membuat musisi Iwan Fals membuat lagu baru tentang kondisi tersebut. Sejak dirilis pada 6 Maret 2022, tembang berjudul "Minyak Goreng" yang diciptakan bersama Raja Pane itu sudah disimak lebih dari 22 ribu kali.
Dengan lugas, pria 60 tahun dengan nama asli Virgiawan Listanto itu mengawali lagu dengan menjabarkan situasi yang ada. Iwan menyebutkan minyak goreng menguap, hilang dan lenyap di pasar. Itu membuat ibu-ibu dan bapak-bapak menggerutu.
Keadaan yang kocar-kacir di pasar tidak luput dari perhatian Iwan. Dia pun mempertanyakan hal tersebut dalam lirik lagunya. Menurut Iwan, sangat aneh minyak goreng bisa hilang dari pasaran. Kalaupun ada yang tersisa, harganya selangit dan tak terjangkau masyarakat.
"Usut punya usut ternyata ditimbun. Oleh siapa? Konon oleh tujuh konglomerat tambun. Aku kesal, kok konglomerat tega? Aku resah, kok polisi tak berdaya? Aku marah, kok pemerintah begitu mudah dipermainkan? Aku geram, kok kasus itu terus berulang?" kata Iwan lewat lagu.
Musisi yang aktif bermusik sejak 1978 tersebut mengibaratkan masyarakat yang tidak bisa mendapat minyak goreng seperti tikus mati di lumbung padi. Pasalnya, bahan minyak goreng di Indonesia sangat banyak, dengan perkebunan sawit jutaan hektare.
Iwan tidak habis pikir minyak goreng bisa "hilang" begitu saja. Dia menuding para mafia tidak memiliki perasaan dan orang tak bertanggung jawab yang masa bodoh melihat banyak orang susah. Dia bahkan menduga mafia dan aparat ada main di balik kasus yang mengemuka ini.
"Pura-pura hilang tapi diumpetin. Kok susah amat memberantasnya? Tembak saja atau hukum seumur hidup. Jera...jera...jera...? Ah belum tentu...Lho," tutur Iwan.