Ahad 13 Mar 2022 21:21 WIB

Ratusan Masyarakat Sleman Bersihkan Sungai Serentak di 10 Lokasi

Ratusan masyarakat Sleman di DIY membersihkan sungai secara serentak di 10 lokasi.

Salah satu sungai di Sleman, Yogyakarta yang menjadi aksi bersih sungai serentak.
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Salah satu sungai di Sleman, Yogyakarta yang menjadi aksi bersih sungai serentak.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ratusan masyarakat Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, bersama Forum Komunitas Sungai Sleman (FKSS) menggelar aksi bersih sungai serentak di 10 titik, Ahad (13/3/2022).

"Aksi bersih sungai tersebut mulai dari hulu hingga hilir di dua alur sungai, yakni Sungai Pelang yang berhilir di Sungai Gajahwong wilayah Sleman dan Sungai Kuning," kata Ketua FKSS AG Irawan.

Baca Juga

Menurut dia, pada alur Sungai Pelang hingga Gajahwong melibatkan enam komunitas sungai di masing-masing titik, mulai dari Komunitas Pelang Pandansaren, Pakembinangun, lalu menuju Pelang Turen Sardonoharjo.

"Lanjut ke Sungai Pelang Dayu, Sinduharjo, Pelang Joho, Condongcatur, Pelang Santren, Pelemkecut, Caturtunggal dan berajhir di Sungai Gajahwong Ambarukmo, Depok," katanya.

Sementara untuk Sungai Kuning dilaksanakan empat komunitas sungai, mulai dari hulu di Grogolan Umbulmartani, Ngemplak, Sungai Kuning Sempu, Wedomartani, Sungai Kuning Sendangtirto dan berakhir di Sungai Kuning Dawukan, Berbah, Sleman. Ada pula satu komunitas di Sungai Bedog Jogokerten, Trimulyo, Sleman.

"Jika tiap komunitas mampu mengerahkan 50 orang warga setempat, maka ada sekitar 500 orang turun ke sungai untuk membersihkan sampah sungai di Sleman," katanya.

Ia mengatakan aksi serentak itu bertujuan untuk kian meningkatkan rasa peduli akan kelestarian sungai, juga mengajak warga setempat, khususnya yang wilayahnya dilewati aliran sungai, ikut merasa memiliki sungai.

"Karena sungai merupakan 'nadinya bumi'. Ibarat tubuh manusia, jika aliran nadinya terganggu, maka akan menimbulkan beragam gangguan kesehatan pada bagian tubuh yang lain," katanya.

Demikian juga dengan sungai, ujar dia, jika aliran sungai terganggu, mulai dari sampah, limbah, alih fungsi aliran juga terdesak permukiman, bahkan gangguan lain, maka kehidupan makhluk lain, termasuk di dalamnya manusia, juga akan terganggu.

"Sungai juga tempat mengalirnya air, mulai dari hulu (atas), tengah, hingga hilir (bawah). Maka warga yang tinggal di tengah hingga hilir punya kewajiban menjaga mata air yang berada di hulu," katanya.

Keberadaan mata air yang besar dan melimpah di atas tidak akan terdistribusi sampai bawah dengan lancar jika aliran sungai tidak terawat baik. "Maka semua elemen masyarakat harus saling berkomunikasi, bersinergi dan bekerja sama dalam merawat dan menjaga aliran sungai," katanya.

Irawan mengatakan, edukasi sungai harus terus dilakukan dengan beragam pola dan skema. Sehingga kepedulian para pihak, mulai warga yang tinggal di pinggir sungai, komunitas peduli sungai, pemerintah, dunia usaha juga media massa, harus terus ditingkatkan.

"Semua dilakukan guna melestarikan keberadaan 'nadi bumi' yang terus menghidupi pertiwi," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement