Senin 14 Mar 2022 01:27 WIB

Puasa Sebulan Penuh Sya'ban Dibolehkan, Ini Syaratnya

Berpuasa selama satu bulan Syaban secara penuh dibolehkan bagi seorang Muslim.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Bulan di Tahun Hijriyah
Foto: Dom
Ilustrasi Bulan di Tahun Hijriyah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Mungkin sebagian Muslim ada bertanya-tanya apakah boleh berpuasa selama satu bulan Syaban dengan penuh. Hal ini karena ada pendapat yang menyebut soal dilarangnya berpuasa pada paruh kedua bulan Syaban.

Mantan Mufti Mesir yang juga anggota Dewan Ulama Senior Al-Azhar Kairo Mesir, Syekh Ali Jum'ah menjelaskan, berpuasa selama satu bulan Syaban secara penuh dibolehkan bagi seorang Muslim.

Baca Juga

"Namun, bagi mereka yang tidak memiliki kebiasaan puasa tersebut, lalu tiba paruh kedua bulan Syaban, maka jangan berpuasa pada paruh kedua Syaban hingga akhir bulan, karena ini dilarang," tutur dia seperti dilansir Elbalad, Ahad (13/3/2022).

Meski begitu, Syekh Jum'ah mengatakan, puasa yang paling banyak dilakukan Rasulullah SAW di bulan selain Ramadhan, adalah pada bulan Syaban. Di bulan Syaban inilah, Rasulullah SAW menyelesaikan puasa selama satu bulan penuh.

"Jadi boleh berpuasa setiap hari dalam bulan Syaban, tetapi ada larangan melakukan itu bagi orang-orang yang tidak terbiasa berpuasa selama satu bulan Syaban," kata dia.

Lembaga Fatwa Mesir, Dar al-Ifta, dengan mengutip hadits Nabi SAW, menyampaikan bahwa dilarang berpuasa pada paruh kedua Sya'ban. Namun puasa setelah pertengahan Sya'ban diperbolehkan dalam kasus-kasus tertentu. Misalnya karena sudah terbiasa puasa Senin dan Kamis, atau untuk qadha, kafarat, dan nazar.

"Bulan Sya'ban merupakan persiapan menuju Ramadhan, sehingga harus dimanfaatkan dengan baik," kata Syekh Jum'ah mengingatkan.

Dari Aisyah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW berpuasa sehingga kami berkata beliau tidak berbuka, dan beliau senantiasa berbuka sehingga kami berkata beliau tidak berpuasa. Maka aku tidak melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan, dan aku tidak melihat puasa beliau yang lebih banyak (dari Ramadhan) selain puasa bulan Syaban." (HR An-Nasa'i)

Sumber: https://www.elbalad.news/5199441

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement