Senin 14 Mar 2022 02:00 WIB

Lika-Liku Dubes RI untuk Ukraina saat Mengevakuasi Warga Indonesia di Tengah Invasi Rusia

Ghafur sudah kembali ke Kiev untuk memastikan keamanan bagi WNI yang masih menetap.

Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Ukraina tiba di Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (3/3/2022). Sebanyak 80 WNI dan tiga WNA tiba di Indonesia setelah dievakuasi dari Ukraina dan selanjutnya ke Rusun Pasar Rumput untuk menjalani karantina kesehatan.
Foto: ANTARA/FAUZAN
Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Ukraina tiba di Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (3/3/2022). Sebanyak 80 WNI dan tiga WNA tiba di Indonesia setelah dievakuasi dari Ukraina dan selanjutnya ke Rusun Pasar Rumput untuk menjalani karantina kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Sirine tanda bahaya memekakakkan telinga masyarakat Kiev, Ukraina pada 24 Februari 2022. Bunyi itu menjadi penanda serangan pertama Rusia kepada tetangganya tersebut.

Dalam situasi tersebut kepanikan adalah hal yang lumrah. Akan tetapi, bagi Duta Besar Republik Indonesia untuk Ukraina, Ghafur Dharmaputra, tak ada waktu untuk panik.

Dalam tempo singkat, Ghafur harus mendata siapa saja masyarakat Indonesia yang ada di Ukraina. Beberapa hari sebelum serangan pertama, tindakan preventif sudah dilakukan Ghafur.

“Sebelum serangan terjadi kami sudah melakukan kontak dengan seluruh WNI. Itu sesuai dengan aturan kontigensi Kementerian Luar Negeri,” ujar Ghafur, ketika berkisah akhir pekan kemarin.

Dari data yang dihimpun, ada 148 WNI yang tersebar di beberapa wilayah Ukraina. Dengan komunikasi yang baik, Ghafur akhirnya bisa mengumpulkan sebagain dari mereka di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kiev.

Baca juga : Juru Runding: Ukraina Libatkan Israel dan Turki untuk Negosiasi dengan Rusia

Dengan mengumpulkan WNI dalam satu tempat bukan berarti masalah bisa teratasi. Pandemi Covid-19 juga menjadi ancaman selain serangan senjata.

“Maka dari itu, kami bagi tempat berlindung menjadi dua tempat. Satu di Kedubes, satu lagi di wisma atau rumah tinggal dubes,” ujar Ghafur.

“Para wanita dan Ibu untuk tinggal di wisma. Setidaknya itu bisa mengurangi risiko,” kata dia menambahkan.

Perjuangan Ghafur tak berhenti hanya mendata dan mengumpulkan para WNI yang ada di Ukraina saja. Ia juga bertanggung jawab mencari jalan keluar dengan aman.

Rencana kemudian disusun. Ada tiga tempat evakuasi yakni melalui Lviv, Odesa, dan Moldova. Dari 28 Feberuari, rombongan Ghafur dan para WNI terus bergerak hingga 1.700 KM jauhnya.

Dari 138 WNI yang berada di Ukraina, 80 di antaranya telah kembali ke Indonesia dengan selamat, Kamis (3/3/2022).

Baca juga : Rekomendasi Saham Berpotensi Cuan Pekan Ini di Tengah Krisis Rusia-Ukraina

Ghafur memimpin proses evakuasi seluruh WNI mulai dari Kiev hingga ke Bucharest. Meski telah berhasil memulangkan beberapa WNI, tugas Ghafur belum usai.

“Kami akan bergerak 1.700 KM, masuk Hungaria, Slovenia, dan Polandia. Kami akan masuk Ukraina lagi menuju Lviv,” ujar Ghafur.

Sebagai perwakilan tertinggi negara di Ukraina, Ghafur punya tanggung jawab memastikan tak ada lagi WNI yang masih menetap di Ukraina. Ia sudah kembali ke Kiev dan memastikan keamanan bagi WNI yang masih menetap.

“Tetap bertugas, saat ini WNI yang masih ada di Ukraina sudah tidak banyak,” ujar Ghafur.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement