Senin 14 Mar 2022 07:09 WIB

Irma Chanigo Debat Panas dengan Arya Sinulingga Soal Minyak Goreng Langka

Irma mengaku sebagai pendukung pemerintah, tapi kalau kebijakannya salah harus dikritik.

Rep: Erik PP/ Red: Partner
.
Foto: network /Erik PP
.

Anggota Komisi IX DPR Irma Chanigo dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulingga.
Anggota Komisi IX DPR Irma Chanigo dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulingga.

JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR Irma Chanigo dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulingga berdebat keras menjurus panas membahas masalah kelangkaan minyak goreng. Hal itu saat keduanya menghadiri acara Indonesia Lawyers Club yang dibawakan Karni Ilyas.

"Saya ini anggota DPR RI, gak mungkin saya bohong," ucap Irma dengan nada tinggi dikutip di Jakarta, Senin (14/3/2022). "Anda, Bapak mana buktinya? Kasih lihat kepada saya," ucap Irma meminta bukti kepada Arya.

Tidak terima dituduh, Arya pun membela diri. "Saya juga Arya Sinulingga. Saya ndak bohong, ini buktinya. Ndak, ndak, ada videonya, saya ngobrol gini, nggak, nggak," ucap Arya membantah pernyataan politikus Partai Nasdem tersebut.

Irma mengakui, ia dan Arya memang sama-sama pendukung pemerintah. Namun, ia bakal tetap kritis jika memang ada yang tidak beres dengan kebijakan pemerintah. "Tapi, kalau pemerintah salah, katakan salah, jangan dibela-bela begitu, gak bener gitu," ucap Irma.

Perdebatan panas itu bermula ketika Arya menjelaskan jika kebutuhan minyak sawit, baik di dalam maupun luar negeri semakin tinggi. Karena itu, sekarang petani sawit di Indonesia sedang menikmati keuntungan naiknya harga CPO lantaran permintaan sedang meningkat.

Irma pun memotong pernyataan Arya, jika harga minyak sawit tinggi maka yang untung korporasi, bukan petani. "Jadi jangan dibolak-balik. Gak pas ini, kalau alasannya itu gak pas," ucapnya.

Arya melanjutkan, sekitar 55 persen kebun sawit di Indonesia memang dikuasai perusahaan. Namun, sekitar 40-an persen dikuasai rakyat. "Perkebunan rakyat itu jelas 40 persen, jadi kalau bilang rakyat tak diuntungkan harga sawit itu salah besar. Faktanya 40 persen perkebunan sawit Indonesia adalah milik rakyat. BUMN itu di bawah 10 persen, rakyat juga mengalami keuntungan," ucap Arya.

Dia memahami, memang ada daerah yang masyarakatnya antre untuk membeli minyak goreng. Hanya saja, menurut Arya, tidak juga semua daerah antre, seperti di Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tidak ditemukan masyarakat antre membeli minyak goreng. "Coba ke Batam, di Kepri coba cek, ada gak antrean, gak ada satu pun antrean, harga Rp 14 ribu, cek sekarang," ucap Arya.

Penjelasan Arya itu pun membuat Irma naik pitam. Dia menuding Arya berbohong, lantaran kakaknya di Kepri mengalami kelangkaan minyak goreng. "Tinggal di sana, jadi gak bener itu omongan. Kakak saya kandung di Kepri tinggalnya, dia antre," ucap mantan komisaris PT Pelindo tersebut.

pisahin jangan??? pic.twitter.com/QvKtdwPbBa

— Bang Edi orang baik (@EdiMahaMG) March 12, 2022

Advertisement