Senin 14 Mar 2022 11:30 WIB

Banjir Menyebabkan 1.248 Rumah Warga Tergenang di Cirebon

Banjir diduga karena pendangkalan sungai sehingga tak mampu menampung air.

Hujan dengan intensitas tinggi telah menyebabkan sungai Ciberes meluap, Senin (10/1/2022) malam hingga Selasa (11/1/2022). Banjir itu merendam 719 rumah warga di dua desa, yakni Desa Mekarsari dan Gunungsari, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon.
Foto: istimewa
Hujan dengan intensitas tinggi telah menyebabkan sungai Ciberes meluap, Senin (10/1/2022) malam hingga Selasa (11/1/2022). Banjir itu merendam 719 rumah warga di dua desa, yakni Desa Mekarsari dan Gunungsari, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON--Banjir menyebabkan 1.248 rumah warga tergenang dan berdampak pada 1.612 keluarga yang terdiri atas 5.160 orang di tiga desa di wilayah Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon Alex Suheriyawan mengatakan bahwa banjir melanda bagian wilayah Desa Banjarwangunan dan Mundupesisir di Kecamatan Munduserta Desa Mekarsari di Kecamatan Waled.

"Di Desa Banjarwangunan, (banjir) tepatnya di Perumahan Puri Indah dan Grand Firdaus sedangkan di Desa Mundupesisir terjadi di Blok Kalijaga," katanya di Cirebon, Senin (14/3/2022).

Baca Juga

Selain itu, ia mengatakan, banjir terjadi di Blok Manis, Pon, Kliwon, dan Wage di Desa Mekarsari, Kecamatan Waled. Alex mengatakan bahwa air mulai masuk ke rumah warga pada Ahad (13/3/2022) malam. Setelah hujan dengan intensitas tinggi selama beberapa jam mengguyur ketiga desa tersebut.

Banjir sempat menyebabkan permukiman tergenang setinggi 30 sampai 80 cm dan memaksa setidaknya 179 warga mengungsi. Namun, genangan mulai surut pada Senin dini hari. "Alhamdulillah sudah surut pada Senin dini hari, warga juga sudah mulai membersihkan rumahnya masing-masing," kata Camat Mundu, Anwar Sadat.

Menurut warga setempat, banjir antara lain terjadi karena sungai mengalami pendangkalan sehingga tidak mampu menampung air saat hujan dengan intensitas tinggi turun. Petugas Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung menurut warga sudah menyurvei kondisi sungai.

"BBWS sudah sempat survei. Katanya mau mengeruk sungai, tapi nyatanya sampai sekarang tidak juga dilakukan," kata Erpan, warga yang rumahnya terdampak banjir.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement