Senin 14 Mar 2022 14:53 WIB

Ukraina-Rusia Gelar Perundingan Via Video

Pertemuan diharapkan menemukan solusi untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Dalam foto yang disediakan oleh Kementerian Luar Negeri Turki, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, kiri, disambut oleh Menlu Turki Mevlut Cavusoglu menjelang pertemuan tripartit mereka dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, di Antalya, Turki, Kamis, 10 Maret 2022.
Foto: AP/Cem Ozdel/Turkish Foreign Ministry
Dalam foto yang disediakan oleh Kementerian Luar Negeri Turki, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, kiri, disambut oleh Menlu Turki Mevlut Cavusoglu menjelang pertemuan tripartit mereka dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, di Antalya, Turki, Kamis, 10 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, LVIV -- Anton Gerashchenko, penasihat menteri dalam negeri Ukraina mengatakan perundingan Rusia dan Ukraina akan dilakukan melalui tautan video pada 10.30 pagi waktu setempat, Senin (10/3/2022). Sebelumnya dilaporkan upaya diplomatik untuk mengakhiri perang ditingkatkan.

Negosiator Ukraina dan Rusia akan kembali menggelar perundingan. Meski Rusia baru saja menyerang pangkalan militer Ukraina dekat perbatasan Polandia dan perang masih bergelora di berbagai kota lainnya.

Baca Juga

Pemerintah Ukraina mengatakan rentetan tembakan rudal Rusia menghantam Pusat Penjaga Perdamaian dan Keamanan Internasional Yavoriv yang terletak sekitar 25 kilometer dari perbatasan Polandia. Serangan yang sebelumnya ditempati instruktur militer Pakta Pertahanan Atlatik Utara (NATO) itu menewaskan 35 orang dan melukai 134 lainnya.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan 180 "tentara bayaran asing" dan senjata-senjata asing dihancurkan. Jumlah pasti korban tewas dalam serangan itu belum dapat diverifikasi secara mandiri.

Invasi Rusia ke Ukraina yang digelar sejak 24 Februari lalu telah memaksa ratusan ribu orang mengungsi. Presiden Vladimir Putin menyebut serangan itu sebagai operasi militer khusus yang dirancang untuk menyingkirkan nasionalis Nazi di Ukraina.

AS yang memperingatkan Rusia untuk menarik pasukannya dari perbatasan Ukraina beberapa bulan sebelum invasi digelar mengatakan serangan itu sudah direncanakan, tidak dapat dibenarkan dan tidak sah.

Gedung Putih mengatakan dalam sambungan telepon Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menekankan kembali komitmen mereka untuk meminta pertanggung jawab Rusia atas serangan tersebut.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba membahas upaya diplomasi untuk mengakhiri invasi Rusia.

"Rusia sudah mulai berbicara dengan konstruktif, saya pikir kami akan meraih hasilnya dalam beberapa hari ke depan," kata negosiator Ukraina Mykhailo Podolyak.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement