Senin 14 Mar 2022 15:18 WIB

Orang dengan Penyakit Mental Dua Kali Lipat Berisiko Sakit Jantung

Kondisi kesehatan jantung penderita sakit mental harus dipantau sejak muda.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
Studi baru menemukan orang dengan penyakit mental yang serius memiliki risiko penyakit jantung hingga dua kali lipat
Foto: Pixabay
Studi baru menemukan orang dengan penyakit mental yang serius memiliki risiko penyakit jantung hingga dua kali lipat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi baru menemukan orang dengan penyakit mental yang serius memiliki risiko penyakit jantung hingga dua kali lipat. Hal ini membuat kondisi kesehatan jantung orang dengan penyakit mental harus dipantau sejak usia muda. Secara spesifik, masalah kesehatan mental yang berpengaruh terhadap kesehatan jantung, yakni gangguan bipolar, skizofrenia, dan gangguan skizoafektif. 

"Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa orang yang didiagnosis dengan penyakit mental yang serius meninggal 10-20 tahun lebih awal dari populasi umum, dan penyebab utama kematian mereka adalah penyakit jantung," kata penulis utama studi Rebecca Rossom dilansir unitedpressinternational, Senin (14/3/2022).

Baca Juga

Peneliti dalam kesehatan perilaku di Pusat Inovasi Perawatan Kronis di Institut HealthPartners di Minneapolis itu menjelaskan studinya fokus pada kontribusi faktor risiko kardiovaskular, seperti tekanan darah, kolesterol, gula darah, indeks massa tubuh. Kemudian, juga melihat status merokok untuk membandingkan risiko penyakit jantung secara keseluruhan untuk orang dengan dan tanpa penyakit mental yang serius. 

Penelitian menyimpulkan bahwa deteksi dini dan pengobatan faktor risiko penyakit jantung utama seperti obesitas, merokok, diabetes, dan tekanan darah tinggi pada orang dewasa muda dengan gangguan bipolar, skizofrenia, atau gangguan schizoafektif dapat mengurangi risiko penyakit jantung di masa depan. Menurut Institut Kesehatan Mental Nasional AS, gangguan bipolar menyebabkan perubahan yang tidak biasa dalam suasana hati, energi, tingkat aktivitas, konsentrasi, dan kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari, sementara skizofrenia dapat menyebabkan halusinasi, delusi, atau bicara tidak teratur. Gangguan skizoafektif melibatkan gangguan mood utama, manik atau depresi, dan skizofrenia.

Dalam studi ini, para peneliti menilai risiko penyakit jantung 10 tahun dan 30 tahun di antara hampir 600 ribu orang dewasa usia 18-75 tahun, yang mengunjungi klinik perawatan primer di Minnesota dan Wisconsin antara Januari 2016 dan September 2018. Hampir 2 persen dari orang dewasa telah didiagnosis dengan penyakit mental yang serius. Dari jumlah tersebut, 70 persen memiliki gangguan bipolar, 18 persen memiliki gangguan skizoafektif, dan 12 persen memiliki skizofrenia.

Di antara orang dewasa dengan salah satu penyakit mental ini, perkiraan risiko penyakit jantung 10 tahun hampir 10 persen dan risiko penyakit jantung 30 tahun adalah 25 persen, dibandingkan dengan masing-masing 8 persen dan 11 persen di antara mereka yang tidak memiliki penyakit kejiwaan. Peningkatan risiko penyakit jantung terbukti bahkan pada orang dewasa muda, usia 18 hingga 34 tahun, dengan penyakit mental yang serius. 

Orang dengan gangguan bipolar memiliki risiko penyakit jantung 10 tahun yang lebih tinggi daripada mereka yang menderita skizofrenia atau gangguan skizoafektif, sementara orang dengan gangguan skizoafektif memiliki risiko penyakit jantung 30 tahun yang lebih tinggi daripada dua kelompok lainnya. Merokok dan obesitas merupakan faktor utama dalam risiko penyakit jantung di antara orang dewasa dengan penyakit mental yang serius. Mereka tiga kali lebih mungkin menjadi perokok saat ini (36 persen) dan jauh lebih mungkin mengalami obesitas (50 persen) dibandingkan mereka yang tidak memiliki penyakit mental serius (masing-masing 12 persen dan 36 persen).

Para peneliti juga menemukan bahwa orang dewasa dengan penyakit mental yang serius memiliki dua kali lipat tingkat diabetes dibandingkan dengan orang yang sehat mental, sementara 15 persen orang dewasa dengan penyakit mental yang serius memiliki tekanan darah tinggi dibandingkan 13 persen dari mereka yang tidak memiliki penyakit mental yang serius. Studi ini diterbitkan di Journal of American Heart Association.

Bahkan pada usia yang lebih muda, Rossom mengatakan orang dengan penyakit mental yang serius memiliki risiko penyakit jantung yang lebih tinggi daripada rekan-rekan mereka, yang menyoroti pentingnya mengatasi faktor risiko kardiovaskular untuk orang-orang ini sedini mungkin.

"Kami mendorong sistem perawatan kesehatan dan dokter untuk menggunakan perkiraan risiko kardiovaskular 30 tahun untuk orang dewasa muda dengan penyakit mental yang serius, karena ini dapat digunakan mulai usia 18 tahun," ujar Rossom.

Saat ini, Rossom mengatakan perkiraan risiko penyakit jantung 10 tahun paling sering digunakan, dan itu tidak dapat diterapkan sampai orang berusia setidaknya 40 tahun, yang sudah terlambat untuk mulai menangani risiko penyakit jantung pada orang dengan penyakit mental yang serius.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement