REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan aliran pasokan peralatan dan perlengkapan medis, termasuk peralatan traumatis mulai menjangkau Ukraina pada Senin (14/2/2022) waktu setempat. Pasokan medis datang untuk menopang sistem perawatan kesehatan yang bergulat dengan kekurangan pasokan di tengah invasi Rusia.
WHO mengatakan pasokan medis tengah didistribusikan dalam koordinasi dengan kementerian kesehatan Ukraina. Langkah ini juga didukung oleh pusat dukungan di negara tetangga Polandia.
"Beberapa hari dan minggu mendatang akan melihat aliran pasokan medis yang konstan, sebagai bagian dari upaya untuk memastikan akses masyarakat ke obat-obatan penting dan perawatan medis," kata WHO.
Rantai pasokan medis telah sangat terganggu di Ukraina. Banyak distributor terputus dan beberapa persediaan di luar jangkauan karena operasi militer. Persediaan obat-obatan juga sudah menipis, karena rumah sakit berjuang untuk merawat orang yang sakit dan terluka.
"Perkiraan jumlah orang yang terkena dampak di Ukraina saat ini adalah 18 juta, di mana 6,7 juta di antaranya menjadi pengungsi internal," kata WHO. "Hampir 3 juta orang telah meninggalkan negara itu," imbuh pernyataan WHO.
WHO bekerja dengan mitra untuk mengurangi kekurangan peralatan dan obat-obatan penting seperti oksigen dan insulin, perlengkapan bedah, anestesi, dan kit transfusi. Barang-barang yang dikirim juga termasuk generator oksigen, generator listrik, defibrillator, monitor, obat anestesi, garam rehidrasi, kain kasa dan perban.
Badan PBB tersebut juga kembali mengutuk serangan terhadap penyedia layanan kesehatan Ukraina. WHO mengatakan telah memverifikasi 31 serangan terhadap fasilitas kesehatan sejak Moskow menginvasi pada 24 Februari hingga 11 Maret.
Ini menyebabkan 12 kematian dan 34 luka-luka diantaranya ada delapan petugas kesehatan terluka dan dua dari mereka yang tewas. Lebih banyak serangan sedang diverifikasi.