Senin 14 Mar 2022 19:40 WIB

Kemenperin Dorong Pertumbuhan Wirausaha Industri Baru

Kemenperin menggagas program pengembangan wirausaha industri yang disebut Pinoti.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong tumbuhnya wirausaha industri baru guna memacu roda perekonomian nasional. Maka, ekosistem wirausaha industri terus diperluas, termasuk di lingkungan pendidikan.

Salah satu wujud nyata yang telah direalisasikan, misalnya pemberian bantuan dari Menteri Perindutrian Agus Gumiwang Kartasasmita berupa program pengembangan wirausaha industri yang disebut Penguatan Industri melalui Optimalisasi Teknologi (Pinoti) kepada Universitas Hasanuddin, Makassar. Pemberian bantuan ituvdiserahkan secara simbolis oleh Menperin kepada Rektor Universitas Hasanuddin Dwia Aries Tina Pulubuhu.

Baca Juga

Menperin menjelaskan, Pinoti merupakan program yang diinisiasi oleh Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Kebijakan Jasa Industri, Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin. “Program Pinoti memberikan memberikan fasilitasi penguatan industri khususnya para wirausaha baru sektor industri melalui penyediaan co-working space, optimalisasi pemanfaatan teknologi, capacity building seperti pelatihan teknis dan manajemen, test pasar, pameran, sertifikasi dan pendaftaran kekayaan intelektual,” jelasnya di Jakarta, Senin (14/3/2022).

Selain itu, program Pinoti mendorong pengembangan jejaring yang luas, meliputi pasar, pelaku bisnis, asosiasi industri, perbankan, lembaga penyedia teknologi, perguruan tinggi dan investor. Tujuannya menumbuhkan industri berbasis teknologi yang mandiri dan berdaya saing global.

“Bantuan ini diharapkan melahirkan wirausaha industri yang memiliki talenta digital untuk siap berkontribusi dan bersaing di era transformasi digital atau industri 4.0. Apalagi, Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang besar,” jelas Agus.

Lebih lanjut, perkembangan ekonomi digital di Indonesia tidak terlepas dari terus tumbuhnya jumlah pengguna internet di Indonesia. Pengguna internet di Indonesia merupakan yang terbesar di kawasan Asia Tenggara, dan diprediksi mencapai 124 juta pengguna pada 2025.

“Potensi nilai ekonomi internet ini berasal dari e-commerce, ride-hailing, online travel dan media online yang diproyeksi akan mencapai 134 miliar dolar AS pada 2025,” tutur Menperin. Sementara, McKinsey telah menghitung potensi penggunaan teknologi digital di Indonesia hingga tahun 2025 sebesar 120 miliar dolar AS, sektor manufaktur menyumbang 34,4 miliar dolar AS, terbesar di antara sektor lainnya, seperti ritel, transportasi, pertambangan, agro, telekomunikasi dan media, kesehatan, sektor publik. dan utilitas, dan keuangan

“Seiring hadirnya era transformasi digital, pemerintah juga terus mengakselerasi ekonomi digital Indonesia. Salah satunya dengan pengembangan keterampilan digital pada Generasi Milenial. Indonesia memiliki jumlah penduduk usia produktif mencapai lebih dari 191 juta orang dan sebagian besarnya merupakan generasi milenial,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

Hingga 2030, Indonesia diperkirakan membutuhkan talenta digital sebanyak 9 juta orang. Selama masa pandemi ini ada beberapa sektor yang mengalami peningkatan dalam hal digitalisasi, yaitu di bidang pendidikan (edutech) dan kesehatan (healthtech).

“Generasi muda yang berkualitas tinggi akan memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia di era Industri 4.0. Pengembangan keterampilan digital diperkirakan akan berkontribusi senilai Rp 4.434 triliun kepada PDB Indonesia pada 2030 atau setara 16 persen dari PDB,” ujar Airlangga.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement