Purwomartani Didorong Jadi Desa Rintisan Budaya
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Suasana di Padukuhan Temanggal 1, Kalurahan Purwomartani, Kapanewon Sleman. | Foto: Wahyu Suryana
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Balai Budaya Padukuhan Kadirojo II, Kalurahan Purwomartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman diresmikan. Balai Budaya dihadirkan guna mendorong semangat masyarakat dalam melestarikan nilai-nilai budaya yang dimiliki.
Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Sleman, Edy Winaryo mengatakan, Purwomartani merupakan salah satu Desa Rintisan Budaya di Kabupaten Sleman. Desa Rintisan Budaya merupakan langkah awal untuk menjadi Desa Budaya.
Sesuai arahan Pemda DIY, Kabupaten Sleman melalui Dinas Kebudayaan ditargetkan membentuk 23 Desa Rintisan Budaya sepanjang 2022. Edy menerangkan, Desa Rintisan Budaya ini nantinya akan dinilai, lalu diajukan ke DIY untuk jadi Desa Budaya.
"Sekarang ini sudah ada 19 Desa Budaya yang sudah mendapat SK Gubernur di Kabupaten Sleman," kata Edy di Balai Budaya Padukuhan Kadirojo, Senin (14/3/2022).
Ada beberapa kriteria-kriteria yang dinilai dari Desa Rintisan Budaya. Mulai dari tradisi, kesenian, permainan tradisional, bahasa serta sastra, aksara, kerajinan, kuliner, pengobatan tradisional, warisan budaya dan tata ruang.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa menuturkan, Balai Budaya itu berguna untuk mendukung kegiatan-kegiatan kebudayaan di Kalurahan Purwomartani sebagai Desa Rintisan Budaya. Karenanya, ia mengapresiasi warga di Kalurahan Purwomartani.
Terutama, kata Danang, karena karena telah mampu merampungkan pembangunan balai budaya tersebut dengan bergotong-royong. Ia berharap, balai budaya itu nantinya dapat menjadi tempat untuk menggali potensi budaya yang ada di daerah tersebut.
Selain itu, kegiatan-kegiatan budaya dimaksudkan bisa meningkatkan perekonomian, bisa dipadukan dengan UMKM dan pariwisata. Terlebih, ia menilai, budaya memang memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan berbangsa kita saat ini.
Budaya, lanjut Danang, mampu menjawab tantangan globalisasi bahkan radikalisasi yang begitu masif sekarang ini. Menurut Danang, tidak sekadar kesenian atau tradisi, tapi budaya bisa menyatukan apapun perbedaan-perbedaan yang ada.
"Orang yang berbudaya tidak akan membeda-bedakan orang lain berdasarkan status sosialnya," ujar Danang.