Selasa 15 Mar 2022 03:55 WIB

BMKG: Sudah 16 Kali Gempa Merusak di Segmen Mentawai

BMKG mencatat sudah ada 16 kali gempa yang merusak di segmen Mentawai.

Petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan titik gempa yang melanda Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat di Kantor BNPB, Jakarta, Kamis (3/3/2022). BMKG mencatat sudah ada 16 kali gempa yang merusak di segmen Mentawai.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan titik gempa yang melanda Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat di Kantor BNPB, Jakarta, Kamis (3/3/2022). BMKG mencatat sudah ada 16 kali gempa yang merusak di segmen Mentawai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan berdasarkan catatan sejarah sudah terjadi 16 gempa merusak di Segmen Mentawai sebelum gempa berkekuatan 6,7 mengguncang wilayah Nias Selatan, Sumatra Utara pada Senin (14/3/2022).

"Sejarah gempa merusak ini sebetulnya di wilayah yang terjadi di pusat gempa saat ini, telah mengalami gempa-gempa sebelumnya kurang lebih 16 kali yang tercatat mulai 1791," ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers daring yang diikuti dari Jakarta, Senin.

Baca Juga

Dwikorita menjelaskan pada 10 Februari 1797 telah terjadi gempa berkekuatan 8,5 magnitudo yang menyebabkan 300 orang meninggal dunia dan menyebabkan tsunami. Kemudian pada 4 Februari 1971 gempa M6,3 menyebabkan sejumlah bangunan rusak.

Pada 8 Maret 1977 gempa berkekuatan 5,5 membuat 982 rumah serta sejumlah fasilitas umum rusak. Lalu, pada 28 April 1979 sebanyak 64 orang meninggal, sembilan orang hilang, dan 193 rumah rusak akibat gempa bermagnitudo 5,8.

Pada 16 Februari 2004 terjadi gempa M5,6 membuat lima orang meninggal, tujuh orang luka-luka, dan 100 rumah rusak. Hanya berselang tujuh hari, gempa M6,0 kembali mengguncang Segmen Mentawai.

Pada 17 Desember 2006 gempa M6,0 mengguncang dan membuat tujuh orang meninggal, 100 orang luka-luka, dan 680 rumah rusak. Setahun berselang pada 6 Maret 2007, setidaknya 67 orang meninggal dunia dan 826 luka-luka akibat gempa M6,3.

Lalu pada 13 September 2007 gempa berkekuatan 7,1 menyebabkan 25 meninggal dunia, 161 luka-luka, dan lebih dari 56 ribu bangunan rusak. Gempa berkekuatan 7,0 kembali mengguncang pada 25 Februari 2008.

Pada 16 Agustus 2009, gempa M6,9 menyebabkan gelombang tsunami dan membuat sembilan orang luka-luka. Lalu gempa lebih besar terjadi pada 30 September 2009 dengan kekuatan 7,6 membuat 1.100 meninggal dunia, 2.181 luka-luka, dan 2.650 bangunan rusak serta menyebabkan tsunami.

Pada 2010, 2014, 2017 kembali terjadi gempa dengan masing-masing magnitudo M6,0, M5,0, M5,5, dan M6,2. Pada 2017 terjadi dua kali gempa, yakni M5,5 pada 14 Juli dan M6,2 pada 1 September.

"Jadi, segmen Mentawai ini nampaknya segmen yang aktif, terjadi beberapa kali gempa yang tercatat, dan hari ini terjadi di segmen Mentawai, tapi bagian Siberut," kata dia.

Menurut dia, para pakar gempa telah memperhitungkan apabila segmen Megathrust bergerak skenario terburuknya dapat mencapai M8,9. "8,9 itu adalah perkiraan magnitudo yang dapat terjadi berdasarkan perhitungan panjang segmen dan kecepatan pergerakan di bidang pergeseran," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement