Senin 14 Mar 2022 21:25 WIB

Malaysia Sumbang Tujuh Persen Perdagangan Semikonduktor Dunia

Dibukanya kembali aktivitas ekonomi global mendorong permintaan semikonduktor.

 Pekerja merakit kendaraan (ilustrasi). Kementerian Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia menyatakan Malaysia adalah salah satu negara besar dalam perdagangan semikonduktor global.
Foto: EPA-EFE/FRANCK ROBICHON
Pekerja merakit kendaraan (ilustrasi). Kementerian Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia menyatakan Malaysia adalah salah satu negara besar dalam perdagangan semikonduktor global.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kementerian Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia menyatakan Malaysia adalah salah satu negara besar dalam perdagangan semikonduktor global. Negara ini menyumbang tujuh persen dari perdagangan semikonduktor dunia.

"Saat dunia sedang dilanda pandemi COVID-19 yang melanda pada kuartal pertama 2020, masalah kekurangan pasokan semikonduktor global telah dimulai," ujar Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia Mohamed Azmin Ali, di Gedung Parlemen, Kuala Lumpur, Senin (14/3/2022).

Baca Juga

Dia mengatakan pergeseran teknologi komunikasi, penerapan teknologi Industri 4.0 di industri, serta penggunaan perangkat listrik dan elektronik (E&E) karena norma baru kerja jarak jauh di seluruh dunia telah menyebabkan peningkatan permintaan untuk cip semikonduktor. "Disusul dengan terputusnya rantai pasok semikonduktor akibat bencana yang berdampak pada operasional pabrik semikonduktor di beberapa negara," katanya.

Dengan dibukanya kembali dan peningkatan aktivitas ekonomi global serta di tengah tingginya tingkat vaksinasi, permintaan pada produk E&E terutama cip semikonduktor telah meningkat melampaui pasokan.

"Hal ini telah berkontribusi pada beberapa negara yang memperkenalkan kebijakan dan insentif untuk meningkatkan investasi dan memperkuat rantai pasokan semikonduktor di negara masing-masing," katanya.

Perkembangan tersebut, ujarnya, menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah telah berhasil memperkuat daya saing dan ketahanan industri semikonduktor tanah air.

Secara umum, pemerintah Malaysia telah memberikan berbagai insentif kepada industri, termasuk sektor E&E, untuk mendorong pemulihan ekonomi pasca-COVID-19. Insentif tersebut di antaranya berupa tarif pajak nol persen selama 10 tahun untuk investasi baru di sektor manufaktur dengan investasi modal antara 300 juta ringgit hingga 500 juta ringgit (sekitar Rp 4,29 triliun-Rp 7,16 triliun).

Selain itu, tarif pajak nol persen selama 15 tahun diberikan pada investasi baru di sektor manufaktur dengan investasi modal lebih dari 500 juta ringgit.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement