Selasa 15 Mar 2022 05:45 WIB

Israel Belum Pertimbangkan Sanksi untuk Rusia

Israel akan melakukan segala upaya untuk membantu mediasi gencatan senjata.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, kanan, dan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid menghadiri rapat kabinet mingguan di kantor Perdana Menteri di Yerusalem, Minggu, 5 September 2021. Israel belum akan mengambil langkah untuk menjatuhkan sanksi kepada Rusia.
Foto: AP/Sebastian Scheiner/Pool AP
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, kanan, dan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid menghadiri rapat kabinet mingguan di kantor Perdana Menteri di Yerusalem, Minggu, 5 September 2021. Israel belum akan mengambil langkah untuk menjatuhkan sanksi kepada Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid pada Senin (14/3/2022) mengatakan, Israel belum akan mengambil langkah untuk menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Lapid mengatakan, Kementerian Luar Negeri sedang mengkoordinasikan masalah ini bersama pihak terkait.

"Kementerian Luar Negeri sedang mengkoordinasikan masalah ini bersama dengan mitra, antara lain Bank Israel, Kementerian Keuangan, Kementerian Ekonomi, Otoritas Bandara, Kementerian Energi dan lainnya,” kata Lapid, dilansir Middle East Monitor, Selasa (15/3/2022).

Baca Juga

Lapid mengatakan, tidak ada pembenaran untuk melanggar kedaulatan Ukraina. Dia meminta Rusia menghentikan serangan dan menyelesaikan masalah melalui perundingan.

Lapid mengatakan, Israel akan melakukan segala upaya untuk membantu mediasi gencatan senjata dan memulihkan perdamaian. Lapid menambahkan, Israel dan Slovakia akan memfasilitasi evakuasi orang Israel dan Yahudi dari Ukraina melalui penyeberangan perbatasan Ukraina-Slovakia, Vysne Nemecke.

Menurut perkiraan PBB, lebih dari 2,69 juta orang Ukraina telah melarikan diri ke negara lain, sejak Rusia memulai operasi militer pada 24 Februari. Selain itu, setidaknya 596 warga sipil tewas dan 1.067 lainnya terluka akibat serangan Rusia di Ukraina.

Uni Eropa, AS, dan beberapa negara lain telah memberlakukan sanksi terhadap Moskow. Sementara banyak perusahaan dan merek global telah menangguhkan operasinya di Rusia. 

Sebelumnya, AS meminta Israel menjatuhkan sanksi terhadap Rusia atas operasi militernya di Ukraina. Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Politik Victoria Nuland menyerukan kepada seluruh negara  menjatuhkan sanksi kepada Rusia.

"Kami meminta sebanyak mungkin negara bergabung (menjatuhkan sanksi bagi Rusia). Termasuk juga Israel. Anda tidak ingin menjadi surga terakhir bagi uang kotor yang mendorong (Presiden Rusia Vladimir) Putin melakukan perang," ujar Nuland.

Nuland mengatakan, AS meminta semua negara demokrasi di dunia menegakkan sanksi keuangan dan ekspor kepada Rusia. "Kita perlu menekan rezim, oligarki di sekitarnya, dan ekonominya. Dalam konteks ini, kami meminta sebanyak mungkin negara untuk bergabung dengan kami. Kami juga meminta Israel untuk melakukannya," kata Nuland.

Israel berada dalam posisi paling dilematis dalam invasi Rusia ke Ukraina. Bennett memang sudah menyampaikan dukungannya pada rakyat Ukraina, dan Israel juga telah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke negara tersebut.

Baca juga : Kasus Infeksi Deltacron Mulai Bermunculan, Gejalanya Lebih Mirip Delta atau Omicron?

Israel mengandalkan Rusia dalam koordinasi keamanan di Suriah. Militer Rusia aktif di negara Timur Tengah tersebut. Sementara pesawat-pesawat Angkatan Udara Israel kerap melepaskan tembakan ke target-targetnya seperti fasilitas Iran di Suriah.

Israel memiliki hubungan sangat kuat dengan Rusia maupun Ukraina. Israel juga sekutu dekat AS di Timur Tengah. Sementara Washington pendukung terkuat Ukraina dalam menghadapi Rusia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement