REPUBLIKA.CO.ID, DERBYSHIRE -- Investasi berbahaya dengan risiko tinggi yang memakan korban tidak hanya sedang terjadi di Indonesia. Di Inggris pun ada. Wayne Rooney dan Rio Ferdinand adalah di antara bintang sepak bola top yang kehilangan 25 juta poundsterling atau setara Rp 466 miliar setelah berinvestasi di sebuah perusahaan yang dituduh melakukan penipuan.
Legenda Inggris dan Manchester United tidak akan mendapatkan uang mereka kembali setelah polisi menutup penyelidikan terhadap perusahaan tersebut. Polisi mengatakan, mereka tidak memiliki cukup bukti untuk menuntut penasihat keuangan dari perusahaan tertuduh, Kingsbridge Asset Management
Pada 2018, Mirror menceritakan bagaimana perusahaan telah menarik investasi senilai 417 juta poundsterling atau setara Rp 7,8 Triliun dari 589 bintang olahraga.
Penyelidikan polisi berpusat pada dugaan penipuan 25 juta poundsterling berkaitan dengan kesepakatan properti.
Gavin Tyrrell, direktur standar penyelidikan penipuan kepolisian Kota London, mengatakan, telah melakukan penyelidikan dua tahun atas tuduhan penipuan terhadap sejumlah karyawan Kingsbridge Asset Management.
"Tidak ada bukti yang cukup untuk memenuhi persyaratan untuk penuntutan pidana yang berhasil. Pandangan ini didukung Crown Prosecution Service," ujar Gavin.
Rooney 36 tahun dan Ferdinand, 43 tahun termasuk di antara 31 pesepak bola yang membeli rumah liburan di Florida, Amerika Serikat melalui Kingsbridge. Danny Murphy dan Martin Keown juga berinvestasi dalam usaha properti yang gagal.
Polisi mengatakan, para korban masing-masing kehilangan ratusan ribu hingga jutaan poundsterling, meskipun diketahui beberapa orang mendapatkan kembali sebagian dari kerugian mereka melalui tindakan hukum.
Mantan kapten Skotlandia Colin Hendry mengeklaim bangkrut setelah menerima saran dari Kingsbridge dan menginvestasikan uang tunai. Penyelidikan polisi Kota London berpusat di Charlotte Harbour, sebuah pengembangan rumah liburan, tempat para bintang membeli kondominium, dengan harga rata-rata 300 ribu poundsterling.
Rooney membeli apartemen mewahnya dengan harga sekitar 320 ribu poundsterling. Banyak properti kemudian dijual dengan kerugian besar.
Harga jual kembali rata-rata adalah 75 ribu poundsterling. Apartemen tersebut diduga menghasilkan komisi lebih dari 800 ribu poundsterling untuk Kingsbridge.
Perusahaan yang berbasis di Nottingham itu juga menawarkan investasi lain termasuk properti di Marbella, sebelum berhenti berdagang pada 2010. Polisi telah menyelidiki aktivitas Kingsbridge atas klaim penipuan "klien bernilai bersih tinggi" antara 1992 dan 2010.
Det Supt Perry Stokes mengatakan, pada awal penyelidikan kerugian mencapai lebih dari 25 juta poundsterling. "Kami meluncurkan tinjauan terhadap tuduhan penipuan yang melibatkan Kingsbridge dan perusahaan terkait. Pada saat itu, dia mengatakan mereka diyakini telah "bersekongkol untuk menyalahgunakan posisi kepercayaan mereka untuk menipu".
"Klien diberi tahu bahwa investasi berisiko rendah tetapi ternyata berisiko sangat, sangat tinggi dan membuat klien terkena risiko bahaya yang signifikan."
Polisi Kota London juga mengonfirmasi tidak ada tindakan lebih lanjut yang diambil terhadap tiga tersangka yang memiliki hubungan dengan Kingsbridge, menyusul penangkapan mereka oleh detektif regu penipuan pada 2018.
Seorang pria berusia 61 tahun ditahan atas dugaan konspirasi untuk menipu di Blackburn dan dua pria, berusia 60 dan 38 tahun, ditangkap di Nottinghamshire.
Seorang juru bicara Kingsbridge Asset Management mengatakan, pada saat itu mereka tidak pernah mencari keuntungan finansial dengan mengorbankan klien mereka dan keselarasan kepentingan mereka selalu jelas.