Selasa 15 Mar 2022 11:35 WIB

Website Pemerintah Israel Terkena Serangan Siber

Serangan siber ini secara singkat melumpuhkan sejumlah situs web pemerintah Israel

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Serangan siber (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Serangan siber (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Direktorat Siber Nasional Israel, mengatakan, Israel mengalami serangan siber pada Senin (14/3/2022). Serangan siber ini secara singkat melumpuhkan sejumlah situs web pemerintah.

“Dalam beberapa jam terakhir, serangan penolakan layanan (DDoS) telah diidentifikasi pada penyedia komunikasi, sebagai akibatnya, untuk waktu yang singkat mencegah akses ke sejumlah situs, termasuk situs pemerintah,” ujar pernyataan Direktorat Siber Nasional, dilansir Alarabiya, Selasa (15/3/2022).

Baca Juga

Direktorat Siber Nasional mengatakan, situs website pemerintah telah berhasil dipulihkan dan kembali aktif secara internal. Kelompok pemantau website, NetBlocks, mengatakan pada Senin malam, jaringan Pemerintah Israel tidak dapat dijangkau secara internasional.

Harian Israel, Haaretz, mengatakan sebuah sumber di lembaga pertahanan negara meyakini, ini adalah serangan dunia maya terbesar yang pernah menimpa Israel. Kementerian Komunikasi Israel melakukan penilaian situasi dengan layanan darurat, menyusul serangan dunia maya yang meluas di situs web pemerintah.

Hingga kini, belum diketahui siapa yang melakukan peretasan tersebut. Serangan siber di situs web Israel, kerap dikaitkan  dengan Iran.

Israel dan Iran kerap saling serang dalam dunia maya, serta penargetan situs fisik. Pada Ahad (13/3), Garda Revolusi Iran mengumumkan  mereka telah menembakkan rudal ke "pusat strategis" milik Israel di kota Irbil, Irak utara. Otoritas Kurdi yang mengendalikan wilayah tersebut membantah bahwa, Israel memiliki situs di sana.

Serangan rudal terjadi hampir sepekan setelah dua perwira Iran tewas dalam serangan roket di Suriah, yang diduga dilakukan oleh Israel. Israel jarang mengomentari serangan individu di Suriah, tetapi mengakui peluncuran ratusan target terkait Iran.

Pemerintah Iran mengeklaim, Garda Revolusi Islam menggagalkan rencana Israel untuk menyabotase fasilitas pengayaan uranium Fordow. Laporan televisi pemerintah Iran yang disiarkan pada Senin (14/3) malam, mengatakan, serangan diduga melibatkan agen Israel yang mencoba mendekati seorang pekerja yang mengoperasikan sentrifugal IR-6 di fasilitas tersebut.

Dilansir Aljazirah, Selasa (15/3), agen tersebut diberikan jalur komunikasi yang aman dan menerima bayaran secara tunai, serta cryptocurrency. Dia mencoba mendekati karyawan pabrik menggunakan kontak di perusahaan Hong Kong yang tidak disebutkan namanya, sebagai mediator. Komando Nuklir IRGC telah mengetahui plot tersebut dan berhasil menggagalkannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement