Selasa 15 Mar 2022 14:00 WIB

BPS: Perdagangan RI dengan Rusia dan Ukraina tidak Besar

Pada 2021 perdagangan RI dengan Rusia surplus, sementara dengan Ukraina defisit.

Ekspor-impor (ilustrasi). Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan perdagangan Indonesia dengan Rusia dan Ukraina yang tengah terlibat perang saat ini, tidak terlalu besar.
Ekspor-impor (ilustrasi). Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan perdagangan Indonesia dengan Rusia dan Ukraina yang tengah terlibat perang saat ini, tidak terlalu besar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan perdagangan Indonesia dengan Rusia dan Ukraina yang tengah terlibat perang saat ini, tidak terlalu besar."Kalau kita lihat kontribusinya itu baik ekspor ataupun impor tidak terlalu besar dengan kedua negara tersebut," kata Margo dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Selasa (15/3/2022).

Perdagangan Indonesia dengan Rusia pada 2021 tercatat surplus 239,8 juta dolar AS. Sedangkan perdagangan pada Januari-Februari 2022 mengalami defisit 15 juta dolar AS. 

Baca Juga

Menurut Margo, ekspor RI ke Rusia kontribusinya hanya 0,65 persen terhadap ekspor nasional. Sedangkan kontribusi impornya hanya 0,64 persen terhadap total impor Indonesia. Adapun pada Januari-Februari 2022 kontribusi ekspor ke Rusia hanya 0,84 persen dan impor satu persen.

Sementara itu perdagangan Indonesia dengan Ukraina selama 2021 mengalami defisit 623,9 juta dolar AS. Sedangkan perdagangan RI-Ukraina pada Januari-Februari 2022 juga defisit 6,9 juta dolar AS.

"Kontribusi ekspor Indonesia ke Ukraina pada 2021 yakni 0,18 persen. Impornya 0,53 persen. Secara kumulatif pada Januari-Februari 2022, total ekspor RI ke Ukraina sebesar 0,07 persen dan impor 0,10 persen," ujar Margo.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement