Selasa 15 Mar 2022 14:49 WIB

Buya Syafii Maarif Alami Serangan Jantung Ringan

Kondisi Buya Syafii sudah mulai membaik, tapi belum bisa dijenguk.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Teguh Firmansyah
Cendekiawan, Ahmad Syafii Maarif atau akrab disapa Buya Syafii.
Foto: Republika/Silvy Dian Setiawan
Cendekiawan, Ahmad Syafii Maarif atau akrab disapa Buya Syafii.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 1998-2005, Prof Ahmad Syafii Maarif atau akrab dipanggil Buya Syafii masih menjalani perawatan di rumah sakit. Pengantar Buya Syafii, Erik Tauvani mengatakan, Buya Syafii alami serangan jantung ringan.

Padahal, kata ia, selama ini Buya Syafii tidak memiliki riwayat sakit jantung. Namun, sudah sejak dua pekan lalu, ia harus dilarikan ke rumah sakit dan kini masih menjalani perawatan di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman.

Baca Juga

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, iya mas. Serangan jantung ringan, dirawat di RS PKU MUhammadiyah Gamping sejak dua pekan yang lalu, tidak ada riwayat," kata Erik kepada Republika.co.id, Selasa (15/3/2022) siang.

Sampai saat ini, Erik menerangkan, kondisi Buya Syafii memang sudah mulai membaik. Meski begitu, ia menekankan, Buya Syafii masih belum boleh dijenguk karena masih harus menjalani istirahat secara total untuk proses pemulihan.

"Belum boleh dijenguk dulu, harus istirahat total. Mohon doanya, semoga Buya Syafii lekas sembuh dan sehat kembali," ujar Erik.

Sebelum dirawat, pria kelahiran Sumpurkudus, Sijunjung, Sumatra Barat, 31 Mei 1935 itu memang masih memiliki cukup banyak kegiatan. Bahkan, Buya Syafii masih tercatat sebagai Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Pada Juli 2019 lalu, Buya Syafii pernah pula menerima perawatan intensif di RS PKU Muhammadiyah Gamping, tapi bukan karena serangan jantung. Kala itu, Buya Syafii harus menjalani opname di RS karena penyakit Hematuria yang diderita.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement