REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Artem Dzyuba, salah satu pencetak gol terbanyak sepanjang masa Rusia, telah meminta untuk tidak dipanggil tim nasional karena konflik di Ukraina. Ini disampaikan pelatih Valery Karpin dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Selasa (15/3/2022), dikutip Reuters.
Karpin mengatakan dia telah berbicara dengan striker Zenit St Petersburg berusia 33 tahun itu pada akhir pekan tentang seleksi untuk kamp pelatihan di Moskow. Rusia telah diskors dari sepak bola internasional oleh UEFA dan FIFA atas peristiwa di Ukraina dan dikeluarkan dari kualifikasi Piala Dunia di Qatar akhir tahun ini.
"Dia meyakinkan saya, dia sangat ingin bermain untuk tim nasional. Namun sekarang, karena situasi sulit di Ukraina, di mana dia memiliki banyak kerabat, dia meminta maaf dan meminta alasan keluarga agar ia tidak dipanggil ke kamp ini," kata Karpin dalam wawancara yang dipublikasikan di laman resmi Persatuan Sepak Bola Rusia (RFU).
RFU saat ini tengah berupaya mencari keadilan atas hukuman yang mereka terima. RFU masih berupaya agar timnas Rusia bisa berpartisipasi di kejuaraan UEFA dan FIFA.
Dzyuba dipanggil terlambat ke tim nasional Rusia saat menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018. Namun ternyata Dzyuba menjadi sosok yang berperan cukup penting dalam langkah Rusia ke perempat final. Sejak itu, ia menjadi kapten tim Rusia.
Sejak Karpin diangkat sebagai pelatih pada Juli lalu, Dzyuba perlahan mulai ditepikan.
Juara tiga kai Liga Primer Rusia ini tidak asing dengan kontroversi. Dia diskors sementara dari tim nasional pada akhir 2020 untuk melindunginya dari publisitas negatif setelah bocornya video pribadinya secara online.
Pada awal Maret, ia menggunakan Instagram untuk membalas para pesepak bola Ukraina yang mengkritiknya dan pemain Rusia lainnya karena tetap diam atas invasi Rusia di Ukraina. Dalam postingan itu, Dzyuba mengatakan dia menentang diskriminasi berdasarkan kebangsaan. Namun dia juga menyatakan tidak mengerti mengapa atlet Rusia dibuat menderita karena keputusan pemerintah mereka.