Rabu 16 Mar 2022 02:01 WIB

China Tolak Permintaan Spanyol Mediasi Invasi Rusia

China akan menggunakan caranya sendiri terkait konflik Rusia-Ukraina.

Rep: Santi Sopia/ Red: Indira Rezkisari
 Citra satelit multispektral yang disediakan oleh Maxar Technologies ini menunjukkan pemandangan kebakaran di kawasan industri di distrik Primorskyi di Mariupol barat, Ukraina, selama invasi Rusia, Sabtu, 12 Maret 2022.
Foto: AP/Maxar Technologies
Citra satelit multispektral yang disediakan oleh Maxar Technologies ini menunjukkan pemandangan kebakaran di kawasan industri di distrik Primorskyi di Mariupol barat, Ukraina, selama invasi Rusia, Sabtu, 12 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beijing telah menempuh caranya sendiri untuk mendorong pemberhentian serangan Rusia ke Ukraina. Menteri Luar Negeri China Wang Yi sebelumnya diminta Spanyol untuk menjadi penengah terkait operasi militer Rusia di Ukraina. Selain membantah telah membantu mempersenjatai Rusia, China kini juga menolak permintaan mediasi konflik.

“Sejak hari pertama pecahnya krisis Ukraina, kami telah menggunakan cara kami untuk mendorong pembicaraan damai sebagai Lima Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB,” kata Wang kepada Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares melalui panggilan telepon, seperti dilansir dari AsiaOne, Selasa (15/3/2022).

Baca Juga

Menurut laporan Chinese Readout, panggilan telepon itu diatur sebagai undangan dari pihak lain. Sebelumnya Albares mengatakan Spanyol berharap invasi dapat diakhiri melalui dialog dan cara diplomatik sesegera mungkin. China diharapkan memberikan dampak positif dalam membina perdamaian, menurut versi panggilan telepon pemerintah China.

Wang menyuarakan penentangan yang jelas terhadap sanksi Barat. China tidak terlibat dalam krisis dan tidak ingin terpengaruh oleh sanksi. China memiliki hak untuk membela kepentingannya sendiri.

Wang juga menyebutkan krisis Ukraina adalah hasil dari akumulasi konflik keamanan Eropa. Sementara China mendorong Rusia dan Ukraina untuk menghentikan konflik, dan ingin melihat pembicaraan damai yang adil antara Eropa dan Rusia.

Wang menambahkan bahwa China berharap Spanyol akan berkontribusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Wang menuduh “beberapa kekuatan”, tanpa menyebutkan secara spesifik, “menodai sikap adil dan objektif China terhadap masalah Ukraina dan menghasilkan segala macam disinformasi”.

Baik China dan Rusia telah membantah laporan pada akhir pekan terkait kabar Rusia meminta bantuan militer Beijing. Wang mengatakan China memegang rekor terbaik di dunia dalam masalah yang berkaitan dengan perdamaian dan keamanan, serta mengulangi sikap Beijing yang tidak mendukung sanksi terhadap Rusia.

Sementara Beijing mengatakan bersedia untuk mengambil peran konstruktif dan mendukung gencatan senjata, Beijing tidak melakukan banyak upaya secara terbuka dan tidak menyebut serangan Rusia ke Ukraina sebagai invasi atau perang.

Pemerintah Eropa telah mengidentifikasi China sebagai calon pembawa perdamaian setelah China dan Rusia menyebut satu sama lain sebagai “mitra strategis paling penting” mereka. Dalam pertemuan tingkat kepemimpinan, Presiden China Xi Jinping mengatakan China bersedia untuk mempertahankan koordinasi dengan Prancis, Jerman dan Uni Eropa mengenai masalah ini dan memperingatkan bahwa sanksi terhadap Rusia dapat menyeret ekonomi global.

Selain panggilan dengan Menteri Luar Negeri Spanyol, Wang telah berbicara dengan rekan-rekannya dari Prancis dan Italia dalam sepekan terakhir. Informasi ini pertama kali diterbitkan di South China Morning Post.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement