Selasa 15 Mar 2022 20:11 WIB

Laju Vaksinasi Covid-19 Nasional Menurun

Cakupan vaksinasi belum 70 persen di 15 provinsi yang kasus mingguannya meningkat.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andri Saubani
Warga membawa sertifikat vaksin Covid-19 dan minyak goreng kemasan usai mengikuti vaksinasi di Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Senin (14/3/2022). Menurut Satgas Penanganan Covid-19, laju vaksinasi nasional saat ini mengalami penurunan.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Warga membawa sertifikat vaksin Covid-19 dan minyak goreng kemasan usai mengikuti vaksinasi di Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Senin (14/3/2022). Menurut Satgas Penanganan Covid-19, laju vaksinasi nasional saat ini mengalami penurunan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menekankan pentingnya upaya vaksinasi Covid-19 untuk memberikan perlindungan optimal bagi masyarakat. Namun sayangnya, laju vaksinasi nasional mengalami penurunan dan belum menunjukan kenaikan pada Maret ini.

“Sayangnya, laju vaksinasi nasional menurun dan belum menunjukkan kenaikan di bulan Maret ini,” ujar Wiku saat konferensi pers melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (15/3/2022).

Baca Juga

Karena itu, Satgas meminta pemerintah daerah agar kembali meningkatkan cakupan vaksinasi dosis lengkap dan juga booster di masing-masing wilayahnya. Wiku juga mengingatkan agar segera berkomunikasi dengan Kementerian Kesehatan jika stok vaksin mulai menipis.

 

“Jangan ragu untuk terus meningkatkan cakupan vaksinasi booster untuk proteksi masyarakat yang semakin kuat,” tambah dia.

 

Lebih lanjut, Wiku menegaskan, cakupan vaksinasi ini harus terus ditingkatkan terutama pada provinsi yang masih mengalami penambahan kasus mingguan yang cukup tinggi dan laju vaksinasi yang masih rendah.

 

Satgas mencatat terdapat 15 provinsi dengan kenaikan kasus mingguan tertinggi. Secara berurutan yakni Banten, NTT, Kalimantan Barat, Lampung, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Aceh, Sulawesi Utara, Papua Barat, Bengkulu, Kalimantan Selatan, Papua, dan Sulawesi Barat.  

 

Menurut Wiku, cakupan vaksinasi dosis lengkap di seluruh provinsi tersebut masih kurang dari 70 persen. Sedangkan cakupan vaksinasi booster masih belum ada yang mencapai 30 persen. Terbentuknya kekebalan komunitas, kata dia, merupakan salah satu kunci keberlangsungan aktivitas dan produktivitas, terutama terkait ekonomi di masa pandemi.

 

“Terlebih pula, tidak lama lagi kita akan memasuki periode puasa dan lebaran. Untuk itu, masyarakat juga dimohon untuk segera melengkapi vaksin dan melakukan booster sebagai fondasi pertahanan kekebalan komunitas,” ujar Wiku.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement