REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mendapatkan pendanaan sebesar 380 juta dolar AS untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Upper Cisokan dengan total kapasitas 1.040 megawatt (MW). Pendanaan ini berupa skema perjanjian penerusan pinjaman atau Subsidiary Loan Agreement (SLA).
Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Hadiyanto menjelaskan dalam pembangunan PLTA ini PLN membutuhkan dana 610 juta dolar AS dengan tenor 24,5 tahun. Hadiyanto menjelaskan kreditur fasilitas pinjaman tersebut adalah International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) yang merupakan bagian dari World Bank Group dengan total pendanaan 380 juta dolar AS.
Selain itu, proyek PLTA Upper Cisokan juga direncanakan akan didanai oleh Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dengan total pendanaan 230 juta dolar AS dalam bentuk co-financing dengan World Bank dengan skema serupa.
“Kami sangat mendukung pembiayaan ini karena tujuannya untuk membiayai pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan PLTA Upper Cisokan yang berbasis energi baru terbarukan (EBT) dari tenaga air, lebih sustainable, terjangkau, dan tentunya mencukupi pasokan listrik untuk masyarakat nantinya,” ujar Hadiyanto, Selasa (15/3).