Selasa 15 Mar 2022 23:51 WIB

Serial 'Katanya' yang Rekam Fenomena Masyarakat di Indonesia

Vision+ menayangkan serial Katanya yang merekam fenomena masyarakat Indonesia.

Kali ini, Vision+ menggandeng Cretivox menggarap serial berjudul
Foto: Istimewa
Kali ini, Vision+ menggandeng Cretivox menggarap serial berjudul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Beragam strategi kreatif  dilakukan oleh perusahaan dunia hiburan untuk rutin memproduksi konten. Salah satunya dilakukan oleh Vision+, platform streaming terkemuka yang dikembangkan oleh PT MNC Vision Networks Tbk atau MVN (IPTV) dan di bawah naungan MNC Group.

Kali ini, Vision+ menggandeng Cretivox menggarap serial berjudul "Katanya". Serial ini berawal dari fenomena masyarakat Indonesia meyakini adanya mitos, stigma, dan berbagai hal yang dinilai tabu di lingkungan mereka.

Baca Juga

Meski membuat penasaran, beberapa masyarakat enggan membuka diskusi mengenai hal-hal itu karena dianggap sensitif. Untuk menjawab rasa penasaran sekaligus memberikan wadah kepada masyarakat dalam mengenal mitos dan stigma tersebut, menghadirkan serial Katanya pada Selasa, 15 Maret 2022.

Managing Director Vision+, Clarissa Tanoesoedibjo mengungkapkan, di Indonesia sering melihat banyaknya fenomena atau stigma yang tidak bisa dijelaskan secara sederhana.

"Hal ini menarik dan seru untuk diangkat menjadi original series, karena kerap kali dirasakan oleh semua kalangan masyarakat. Series 'Katanya' diharapkan dapat menjadi wadah untuk mengetahui budaya masyarakat Indonesia lebih dalam, dan meningkatkan minat masyarakat untuk menonton berbagai konten berkualitas lainnya di Vision+,” ujar Clarissa pada jumpa pers secara virtual di Jakarta, Selasa (15/3/2022).

Katanya adalah serial dokumenter bertemakan stigma atau mitos di sekitar masyarakat. Serial ini bersifat netral, tidak berpihak sebagai pendukung dan penentang stigma atau mitos sebagai informasi yang disampaikan.

Dibintangi oleh Ben Sihombing sebagai host, pemirsa akan diajak untuk menyaksikan wawancara serta penjelasan dari tokoh masyarakat dan masyarakat umum terkait mitos atau stigma tertentu.

Ben Mulia, CEO dari Cretivox Broadcasting Network menambahkan, kerja sama ini begitu menyenangkan. Vision+ telah memberikan kesempatan untuk Cretivox agar bisa mengeksplorasi banyak hal dan membuat sesuatu yang impactful.

"Ini adalah hal baru bagi kami. Vision+ juga membawa angin segar untuk dunia OTT dan semoga hasil karya ini bisa menjadi pilihan lain untuk semua penggemar OTT di Indonesia," kata dia.

Katanya akan hadir dalam 10 episode, dengan 5 episode yang membahas mengenai mitos dan 5 episode lain yang membahas mengenai stigma di masyarakat. Topik-topik yang akan dibahas antara lain rumah tusuk sate, Maghrib, kupu-kupu, tuyul, metatah, nanas soda, menikah beda agama, tarot, kejiwaan, dan public display of affection.

Vision+ merupakan platform streaming terkemuka yang dikembangkan oleh PT MNC Vision Networks Tbk atau MVN (IPTV) dan di bawah naungan MNC Group. Kemudahan penggunaan aplikasi ini juga menjadi andalan memikat target pasar milenial. Untuk diketahui, aplikasi Vision+ dapat diunduh di Google Play Store  dan App Store.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement