Selasa 15 Mar 2022 21:49 WIB

 LPEI Perluas Kerja Sama Kembangkan Industri Berorientasi Ekspor

LPEI gelar FDG terkait fashion batik demi perkuat komitmen stakeholder terkait ekspor

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja menata kerajinan dari mutiara yang dipamerkan pada ajang pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) Presidensi G20 Indonesia di kawasan Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (18/2/2022). Pada ajang pertemuan itu Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) memamerkan produk-produk berorientasi ekspor dari UMKM mitra binaan LPEI.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Pekerja menata kerajinan dari mutiara yang dipamerkan pada ajang pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) Presidensi G20 Indonesia di kawasan Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (18/2/2022). Pada ajang pertemuan itu Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) memamerkan produk-produk berorientasi ekspor dari UMKM mitra binaan LPEI.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/ atau Indonesia Eximbank memperluas kerja sama terkait pengembangan industri yang berorientasi ekspor dengan memperkuat komitmen dengan pemangku kepentingan terkait.

Perseroan menggelar focus group discussion (FGD) dengan tema Industri Fashion Batik Menuju Pasar Dunia berkolaborasi dengan Dekranasda Surakarta, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Tengah II Kementerian Keuangan dan pelaku Usaha Ekspor Batik wilayah Solo dan sekitarnya.

Sekretaris Perusahaan LPEI Chesna F Anwar mengatakan, FGD diselenggarakan di Rumah Ekspor Solo yang merupakan program inisiatif LPEI dalam menjalin kerja sama dengan sejumlah lembaga di daerah Solo.

"FGD bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi UKM menjadi mahir ekspor khususnya di Provinsi Jawa Tengah, mengorkestrasi seluruh pemangku kepentingan dalam ekosistem ekspor batik, serta meningkatkan kualitas SDM yang berdaya saing tinggi," ujarnya kepada wartawan, Selasa (15/3/2022).

Sebagai special mission vehicle (SMV) Kementerian Keuangan dalam meningkatkan ekspor nasional, LPEI memiliki program Rumah Ekspor yang diharapkan dapat menjadi pusat pertemuan seluruh pihak dalam ekosistem ekspor suatu wilayah termasuk industrinya.

Industri batik sebagai penyerap tenaga kerja yang tinggi di Indonesia menjadi sangat potensial terus dikembangkan. Tercatat 47 unit usaha batik dari 101 sentra wilayah Indonesia mampu menyerap hingga 200 ribu tenaga kerja.

UNESCO bahkan telah menobatkan Batik Indonesia sebagai salah satu warisan budaya di bidang Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity.

FGD yang melibatkan seluruh pelaku UKM Batik di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya itu berisikan sejumlah materi seperti potensi ekspor fashion batik, pengalaman ekspor batik, perkembangan fashion batik di dunia serta sharing session pelaku UKM ekspor batik di wilayah Jawa Tengah.

Peserta yang terdiri dari UKM, Alumni Coaching Program for New Exporter (CPNE), dan asosiasi tampak cukup antusias mengikuti FGD sampai berakhir. Sementara itu Ketua Dekranasda Surakarta yang diwakili oleh Kabag Perekonomian Kota Solo, Yanti juga mengapresiasi dan menyambut baik inisiatif pertemuan ini.

"Kami sangat mendukung industri Batik yang ada di Kota Solo dengan adanya karnaval dan kampung batik. Kami juga mengapresiasi kegiatan ini yang merupakan wujud nyata pengembangan ekspor nasional khususnya industri batik serta menginspirasi UKM di tengah kondisi perekonomian saat ini," ucapnya.

Menurut Yanti, sinergi dan kolaborasi sangat dibutuhkan untuk membawa industri batik melompat bersama menuju kancah internasional.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement