Rabu 16 Mar 2022 02:48 WIB

Temuan Bersejarah Situs Arkeologi Petroglif

Penemuan ini menjadi barang antik yang telah dipilih sebagai mahakarya.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Peneliti Saudi Bantu Penemuan Situs Arkeologi Petroglif
Foto: Arab News
Peneliti Saudi Bantu Penemuan Situs Arkeologi Petroglif

REPUBLIKA.CO.ID,  MAKKAH -- Peneliti asal Saudi, Murdhi Jalbakh Al-Fahiqi tampil dalam buku Pangeran Sultan bin Salman "Friends of Antiquities", sebagai seseorang yang tertarik pada barang antik dan prasasti. Wajar mengingat jasanya telah membantu penemuan situs arkeologi dan petroglif di Tabuk, Taima dan wilayah utara.

Penemuan ini menjadi barang antik yang telah dipilih sebagai mahakarya dan ditampilkan di negara-negara di seluruh dunia. Ketertarikannya pada penelitian dimulai lebih dari 20 tahun yang lalu. Penelitian lapangannya telah menemukan prasasti Aram, Dadaani, Nabataean dan Thamudian, serta gambar prasejarah yang menggambarkan aktivitas sehari-hari orang-orang Zaman Batu.

Baca Juga

“Sebagai peneliti yang tertarik dengan barang antik, saya menyediakan Museum Nasional dengan lebih dari 24 barang antik, termasuk Aram, Lehayani dan Thamudian,” kata dia dikutip di Arab News, Selasa (15/3/2022).

 

Tak hanya itu, ia juga berperan memandu pihak berwenang ke situs arkeologi. Situs yang menurutnya paling penting adalah situs pemakaman kumulatif di barat Taima, situs pemakaman melingkar di selatan Taima, serta instalasi batu di dekat Tembok Besar Taima.

 

Sosoknya ditampilkan dPotongan-potongan yang ia serahkan dipilih dari sekian mahakarya barang antik Kerajaan, yang dipresentasikan ke beberapa negara di dunia.

 

Al-Fahiqi mengatakan aksara lama, seperti Musnadian, Thamudian, Safaitic, Lihyanite, Dadaani, Aram dan Nabataean, tidak jauh dari bahasa Arab, terutama dialek Arab kuno yang dikenal sebagai bahasa Arab mati atau bahasa Arab prasasti.

 

Lebih lanjut, ia mengatakan universitas Saudi mengajarkan bahasa kuno di semenanjung, terutama di perguruan tinggi pariwisata dan arkeologi, bahkan di pusat-pusat ilmiah di luar negeri seperti Universitas Islam Minnesota, dan di universitas-universitas Eropa di Jerman, Inggris, Prancis, Spanyol, Portugal, Italia dan Rusia.

 

Dia menyebut orientalis mulai tiba di Jazirah Arab sekitar 200 tahun yang lalu untuk mengeksplorasi sejarah dan mempelajari warisannya. Beberapa pihak tertarik dengan prasasti Thamudian, termasuk ahli bahasa Jerman Emil Rieder pada 1837, diikuti oleh rekan senegaranya Wilhelm Philippe Schimper pada 1841, kemudian orang Prancis Charles Huber, yang tiba di Arab Saudi utara dan mengumpulkan sekitar 130 prasasti Thamudian dari Taima, Jebel Hasma dan Madaen Saleh.

 

Pada 1882, Huber disebut mengumpulkan prasasti Thamudian dari wilayah Hail. Ia lantas melakukan perjalanan ketiga ke Taima, Tabuk, AlUla dan Al-Jawf, dan berhasil mengumpulkan sekitar 825 prasasti.

 

Kedatangannya diikuti oleh peneliti Jerman Julius Euting, yang mengumpulkan sekitar 800 prasasti Thamudian. Penjelajah Inggris Charles Doughty, melakukan ekspedisi pada 1875 dan 1877 ke utara Jazirah Arab, diikuti oleh sejumlah orientalis seperti John Philby, Lankester Harding, dan lain-lain.

 

Di antara mereka, mereka mengumpulkan banyak prasasti Thamudian, Musnadian, Nabatean, dan lainnya. Al-Fahiqi mengatakan prasasti tersebut merupakan aset sejarah karena berbicara tentang sejarah Kerajaan dan peradaban yang mengakar.

 

Arab Saudi adalah museum terbuka yang menyimpan ribuan prasasti kuno dari berbagai era, seperti yang ditunjukkan oleh penemuan arkeologi. Beberapa di antaranya terkait dengan awal domestikasi kuda dan tulang manusia tertua dalam sejarah, serta jalur perdagangan kuno.

 

Temuan-temuan ini disebut mengungkapkan informasi tentang kondisi sosial, ekonomi, politik dan agama di Jazirah Arab. Mereka memberikan banyak wawasan tentang nama, keluarga, suku dan kerajaan.

 

Tak hanya itu, barang-barang antik dan temuan ini juga mengungkapkan konten linguistik dan alkitabiah, yang berfungsi sebagai sumber sejarah penting untuk zaman pra-Islam.

 

Di sisi lain, prasasti batu disebut mengungkapkan berbagai jenis tulisan kuno, termasuk Thamudian, Safaitic, Sabi, Lihyanite, Dadaani, Nabatean, Aram, Yunani dan prasasti awal Islam. Mereka umumnya tersebar di sebagian besar wilayah Kerajaan di utara dan selatan.  //  Zahrotul Oktaviani

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement