Rabu 16 Mar 2022 05:46 WIB

Ulama Turki Jawab Pertanyaan Ateis yang Ragukan Langit dan Malaikat  

Ateis meragukan langit dan malaikat sikapi peristiwa Isra Miraj

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Langit berawan/ilustrasi. Ateis meragukan langit dan malaikat sikapi peristiwa Isra Miraj
Foto: pexels
Langit berawan/ilustrasi. Ateis meragukan langit dan malaikat sikapi peristiwa Isra Miraj

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Terlintas dalam benak ulama dan pemikir asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi tentang seorang ateis yang bertanya tentang keberadaan langit. Pertanyaan ini dimunculkan Nursi saat menjelaskan tentang Miraj-nya Nabi Muhammad SAW ke langit ketujuh. 

“Aku mengingkari keberadaan langit dan tidak beriman kepada malaikat. Bagaimana mungkin aku akan mempercayai perjalanan seorang manusia di langit dan kondisinya yang bertemu dengan malaikat?," kata si ateis.  

Baca Juga

Menurut Nursi, tentu memperlihatkan dan memberikan pemahaman kepada orang ateis yang penglihatannya telah tertutup kabut dan akalnya telah turun ke mata sehingga hanya bisa melihat materi, merupakan sesuatu yang sangat sulit. 

Akan tetapi, kata Nursi, kebenaran yang demikian terang dan jelas membuatnya dapat dilihat meski oleh orang buta.  

Karena itu, Nursi pun menjelaskan, angkasa dipenuhi oleh eter. Cahaya, listrik, kalor, dan sejenisnya menjadi bukti yang menunjukkan keberadaan materi yang memenuhi angkasa. 

Jika buah menunjukkan keberadaan pohonnya, bunga menunjukkan keberadaan kebunnya, tangkai menunjukkan keberadaan ladang, serta ikan menunjukkan keberadaan laut, maka bintang-gemintang juga mendesak pandangan akal dan dengan sangat jelas menunjukkan keberadaan taman, tempat tumbuh, ladang, dan lautnya. 

"Karena “alam atas” dibangun dalam beragam bentuk, di mana masing-masing darinya terlihat aneka hukum dalam kondisi yang berbeda-beda, maka asal dari hukum tersebut, yakni langit, juga berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya," ujar Nursi dari dikutip dari buku Risalah Mi'raj: Urgensi, Hakikat, Hikmah dan Buahnya terbitan Risalah Nur. 

Sebab, lanjut Nursi, sebagaimana dalam diri manusia terdapat beragam wujud maknawi selain fisik materi seperti akal, kalbu, ruh, khayalan, dan daya ingat, di alam yang juga merupakan bentuk manusia yang lebih besar, serta pada entitas yang merupakan pohon buah manusia, terdapat sejumlah alam lain di luar alam fisik. "Di samping itu, setiap alam memiliki langit sendiri mulai dari alam bumi hingga alam surga," jelas Nursi.     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement