REPUBLIKA.CO.ID, LILLE -- Thomas Tuchel menolak bersikap jemawa walau tim besutannya, Chelsea, memiliki keunggulan sementara 2-0 atas Lille dan tetap menuntut performa terbaik para pemainnya untuk pertandingan leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Stadion Pierre Maurroy, Prancis, Rabu waktu setempat (Kamis dini hari nanti WIB). "Ini baru setengah main dan tidak ada jaminan apapun dari skor 2-0 itu. Besok adalah paruh kedua dan kami harus menampilkan performa terbaik lagi," kata Tuchel dalam komentar pralaga dikutip dari situs resmi UEFA, Rabu (16/3/2022).
Terlebih lagi, berkaca dari pertemuan di Stamford Bridge, Tuchel menilai bahwa Lille mampu menyajikan penampilan impresif dengan sederet karakter yang tak bisa diremehkan. "Saya pikir mereka bermain baik di Stamford Bridge. Mereka kuat secara fisik, menyerang dengan penerapan garis tinggi. Sungguh luar biasa," katanya.
"Mereka juga punya permainan pressing yang baik, sangat berani dan punya mentalitas bisa main lepas. Mereka akan menerapkan skema 4-4-2 yang agresif, cair dan langsung. Kami harus siap untuk itu, tapi kami juga percaya diri," ujar Tuchel menambahkan.
Sementara itu, gelandang serang Kai Havertz yang kian subur memainkan peranan sebagai penyerang tunggal kepercayaan Tuchel tak mau cepat puas atas pencapaiannya serta ingin melanjutkan penampilan yang konsisten. Havertz turut mencetak satu gol ke gawang Lille dalam leg pertama, lantas mengemas empat gol dan satu assist lagi dalam tiga pertandingan di Liga Inggris sejak itu.
"Tentu saya senang dengan performa di beberapa pertandingan terakhir, tetapi sebagai pesepak bola Anda tak boleh cepat puas dan harus terus mencari lebih," katanya. "Jadi saya ingin bisa bermain dengan lebih konsisten dan semoga saja performa ini terus bisa terjaga," ujar Havertz melengkapi.
Hasil imbang maupun kekalahan dengan marjin tak lebih dari satu gol kontra Lille nanti akan mendekatkan langkah Chelsea dalam perjuangan mempertahankan gelar juara Liga Champions serta menjadi tim Inggris ketiga yang mampu menjuarai kompetisi paling bergengsi Eropa itu dalam dua musim beruntun setelah Liverpool dan Nottingham Forest.