REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kepala Komando Pusat Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (AS) Jenderal Frank McKenzie mengatakan AS akan menjual pesawat tempur ke Mesir. Walaupun AS juga prihatin dengan catatan pelanggaran hak asasi manusia Kairo.
"Dalam kasus Mesir, saya kira kami memiliki berita bagus, dalam kami akan menyediakan mereka F-15 setelah kerja keras yang lama dan sulit," kata McKenzie pada Komite Pengabdian Angkatan Bersenjata Senat AS seperti dikutip dari the Defence Post, Rabu (16/3/2022).
Ia tidak menyampaikan lebih lanjut tentang detail penjualan tersebut. Departemen Luar Negeri yang akan menandatangani penjualan itu belum mengirimkan notifikasi ke Kongres.
"Kami tidak membahas potensi pengiriman atau penjualan senjata sampai mengirim notifikasinya ke Kongres," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.
Pada Januari lalu AS mengumumkan menyetujui dua penjualan militer besar ke Mesir. Penjualan itu mencakup 12 pesawat transportasi C-13 J Super Hercules dan perangkat yang menyertainya senilai 2,2 miliar dolar AS dan sistem pertahanan darat senilai 355 juta dolar AS.
Namun tahun lalu Departemen Luar Negeri AS menahan bantuan militer senilai 130 juta dolar AS ke Mesir. Karena buruknya peningkatan situasi hak asasi manusia di negara itu.
Sejumlah anggota Kongres yang berpengaruh juga mendesak Presiden Joe Biden menahan penjualan militer. Sampai Kairo memperbaiki catatan pelanggaran hak asasi manusianya.