7.307 Warga Banyumas Terkena Dampak Banjir dan Hujan Ekstrem
Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Muhammad Fakhruddin
Sejumlah petani mencoba menyelamatkan gabah hasil panen yang terendam banjir di Desa Gebangsari, Tambak, Banyumas, Jateng, Selasa (15/3/2022). Sekitar 200 hektare padi siap panen dan 15 ton gabah yang telah dipanen rusak dan hilang terbawa banjir yang menggenangi delapan desa di Kabupaten Banyumas, dan sejumlah wilayah lain di Kabupaten Kebumen | Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
REPUBLIKA.CO.ID,BANYUMAS -- Sebanyak 2.331 KK atau 7.037 warga terkena dampak hujan ekstrem yang mengakibatkan banjir di beberapa wilayah di Kab. Banyumas.
Hujan intensitas tinggi sejak Ahad (13/3/2022) hingga Selasa (15/3/2022) telah mengakibatkan beberapa wilayah di dekat tiga sungai mengalami kebanjiran, karena sungai tidak mempu menambung debit air hujan dan menyebabkan luapan.
Ketiga sungai tersebut adalah Kali Sengon di Desa Pandak, Kali Kecepak di Desa Gebangsari dan Kali Gatel di Desa Kedungpring.
Banjir tersebut merendam enam desa di dua Kecamatan, yaitu Desa Prembun, Desa Plangkapan, Desa Gebangsar di Kecamatan Tambak. Lalu Desa Karanggedang, Desa Pandak, dan Desa Kemiri di Kecamatan Sumpiuh.
Sekretaris BPBD Banyumas Gatot Eprie mengatakan, sebanyak 7.307 warga terdampak, tapi saat ini dari sekitar 300 warga yang masih tinggal di pengungsian dari sebelumnya 1.500 orang. "Pengungsi jam 11.00 masih 505, tapi sudah berkurang lebih dari 150," ujar Gatot kepada Republika, Rabu (16/3/2022).
Berikut kondisi terkini desa yang terdampak:
1. Kecamatan Tambak
- Desa Gebangsari: Air sudah mulai surut
Pengungsi di Baledesa gebangsari : 154 orang
Saat ini hujan lebat.
- Desa Plangkapan: air mulai naik kiriman dari pasang laut. Ada 2 wilayah terisolir yakni dusun grumbul nusapule dan kalisetra dengan jumlah 213 KK (671 jiwa). Sudah di distribusikan logistik ke lokasi ini.
Adapun kondisi kecamatan Sumpiuh masih dilakukan pendataan. Menurut Gatot, dengan masih tingginya curah hujan hingga hari ini, diperkirakan jumlah pengungsi akan kembali bertambah.
"Kalau hujan lagi kemungkinan pengungsi akan bertambah. Untuk dapur umum masih kami buka sampai situasi aman," kata Gatot.