REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sony dituduh melakukan intimidasi di tempat kerja, diskriminasi gender, dan pelecehan seksual. Ada delapan wanita yang telah melaporkan tuduhan ke pengadilan.
Menurut pernyataan mereka, tuduhan termasuk pendistribusian film biru di kantor, penilaian penampilan rekan kerja wanita, dan kunjungan klub tari telanjang selama waktu istirahat kantor.
Tuduhan baru dibuat untuk mendukung gugatan yang diajukan oleh Eks Analis Kemanan PlayStation Emma Majo pada November lalu. Majo menuduh Sony telah melakukan diskriminasi terhadap karyawan wanita.
Sony meminta pengadilan untuk menolak gugatan tersebut dengan mengklaim Majo gagal mengidentifikasi satu kebijakan, praktik, atau prosedur di Sony Interactive Enteratainment (SIE) yang diduga membentuk dasar dari diskriminasi atau memiliki dampak diskriminatif terhadap perempuan.
Kesaksian dari delapan wanita tambahan, yang terdiri dari tujuh mantan karyawan dan satu yang masih bekerja, diajukan sebagai tanggapan atas permintaan itu.
Seperti yang dilaporkan Polygon, tuduhan tersebut mencakup tuduhan pelecehan dan diskriminasi seksual serta ketidakmampuan Sony dalam menyelidiki masalah tersebut diangkat. Beberapa wanita menyatakan mereka telah diraba-raba oleh rekan kerja dan seorang wanita mengaku telah dipaksa untuk berhenti menyusui karena fasilitas dengan privasi yang memadai tidak tersedia.
Dilansir TechRadar, Rabu (16/3/2022), kesaksian juga mengklaim wanita dilewatkan untuk mendapat promosi dan banyak dari mereka yang meninggalkan perusahaan karena budaya kerjanya. Pengacara Majo mengatakan wanita lain yang mengalami perlakuan serupa terlalu takut untuk berbicara tentang apa yang terjadi di perusahaan.
Tim TechRadar Gaming menghubungi PlayStation untuk memberikan komentar, tetapi sampai saat ini tidak menerima balasan. Gugatan terhadap Sony mengikuti tuduhan pelecehan seksual dan diskriminasi di perusahaan video game besar lainnya.
Activision Blizzard sedang digugat oleh California Department of Fair Employment and Housing setelah penyelidikannya atas diskriminasi penerbit terhadap karyawan wanita,dan Ubisoft menghadapi skandal pelanggaran di tempat kerja pada tahun 2020.