Kamis 17 Mar 2022 07:37 WIB

Kecewa dengan Mahfud, Saifuddin: Saya Pendukung Jokowi, Pendukung NKRI

Pendeta Saifuddin Ibrahim mengusulkan penghapusan 300 ayat dalam Alquran.

Pendeta Saifuddin Ibrahim.
Foto: Tangkapan layar
Pendeta Saifuddin Ibrahim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendeta Saifuddin Ibrahim kecewa dengan Menko Polhukam Mahfud MD yang menyebutnya telah melakukan penistaan agama Islam. Saifuddin mengaku, hanya mengusulkan saja permintaan menghapus 300 ayat dalam Alquran.

Ketika malah direspons oleh Mahfud ia menistakan agama, Saifuddin tidak terima. Dia pun sempat menyindir Mahfud dengan menggunakan dialek Madura ketika mempertanyakan pernyataan Mahfud.

Baca Juga

"Dulu saya bangga dengan Bapak, begitu Bapak mengomentari saya haleluya derema sampeyan? Lo sampeyan bagaimana kok bisa begitu sampeyan, saya ingat Bapak dulu ada anak Madura liburan di Jakarta, dirampok di Bekasi. Anak itu melawan dan perampoknya mati. Bapak bilang anak itu membela diri, dia tetap mematikan orang, dapat hukum. Eh dia dibebasin gara-gara mulut Bapak," ucap Saifuddin dalam unggahan terbarunya dikutip di Jakarta, Kamis (17/3/2022).

Saifuddin yang sedang berada di Amerika Serikat (AS) menyebut, seharusnya usulan penghapusan 300 ayat di Alquran itu dijawab oleh Menag Yaqut Cholil Qoumas. Karena yang menjawab Menko Polhukam yang posisinya lebih tinggi dari Menag, sambung dia, maka dejarat Mahfud otomatis turun.

"Saya pendukung Jokowi saya pendukung NKRI. Saya senang dengan undang-undang Pancasila, artinya Pancasila ini lebih bagus dari kitab dari Arab itu. Memang kenapa saya ngomong begitu? Karena memang bisa dibuktikan," kata Saifuddin yang mengaku dulunya memeluk agama Islam.

Saifuddin meminta agar Alquran tidak lagi diajarkan di pesantren. Menurut dia, ajaran Islam hanya membuat kehancuran di Jazirah Arab. Tanpa merujuk sumber berita kredibel, ia juga menyebut, pemerintah Arab Saudi sudah merevisi 2.500 ayat dalam Alquran demi kebaikan negaranya.

"Jangan diajarkan di pesantren karena akan mengacukan negara kita, negara kita akan hancur, lihat negara Arab itu hancur. Lihat pengungsi dari Yaman, Suriah, Liya, Irak, itu meninggalkan negerinya gara-gara agama. Pemerintah Saudi mervisi 2.500 ayat berdasarkan berita yang dilansir MBS (Mohammed bin Salman)," kata Saifuddin.

Pada Rabu (17/3/2022), Mahfud menyebut perkataan Ibrahim Saifuddin alias Abraham bin Moses termasuk penistaan agama. "Ajaran pokok di dalam Islam itu Alquran itu ayatnya 6.666, tidak boleh dikurangi berapa yang disuruh cabut 3.000 atau 300 gitu, 300 misalnya, itu berarti penistaan terhadap Islam. Apalagi mengatakan konon, dia juga mengatakan bahwa Nabi Muhammad itu bermimpi bertemu Allah dan sebagainya, itu menyimpang dari ajaran pokok," jelas dia.

Baca: Tujuh Tahun Berlalu, Mari Bantu Polisi Ungkap Kasus Akseyna

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement