Kamis 17 Mar 2022 09:39 WIB

Gubernur Babel Jadi Saksi Berdirinya Jembatan Bersejarah Di Indonesia

Semangat gotong royong akan memperbaiki taraf ekonomi yang lebih tinggi

Warga masyarakat Desa Bantan, Kabupaten Belitung secara gotong royong membangun tambatan perahu di Sungai Berangan. Tambatan perahu yang juga berfungsi sebagai jembatan itu sangat bernilai ekonomi tinggi untuk aksebilitas dan mobilisasi masyarakat sekitar, khususnya para nelayan.
Foto: istimewa
Warga masyarakat Desa Bantan, Kabupaten Belitung secara gotong royong membangun tambatan perahu di Sungai Berangan. Tambatan perahu yang juga berfungsi sebagai jembatan itu sangat bernilai ekonomi tinggi untuk aksebilitas dan mobilisasi masyarakat sekitar, khususnya para nelayan.

REPUBLIKA.CO.ID, MEMBALONG--Warga masyarakat Desa Bantan, Kabupaten Belitung secara gotong royong membangun tambatan perahu di Sungai Berangan. Tambatan perahu yang juga berfungsi sebagai jembatan itu sangat bernilai ekonomi tinggi untuk aksebilitas dan mobilisasi masyarakat sekitar, khususnya para nelayan. 

Dalam peresmian Tambatan Perahu Sungai Berangan itu dihadiri langsung oleh Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman dan didampingi  Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsos PMD) Babel dan Kepala Desa Bantan. 

Baca Juga

Bagi orang nomor satu di Bumi Serumpun Sebalai, semangat gotong royong masyarakat Desa Bantan dalam pembangunan itu, akan dapat memperbaiki taraf ekonomi yang sangat tinggi. 

"Ke depannya, jembatan sekaligus dermaga ini dipergunakan serta dipelihara bersama oleh masyarakat Desa Bantan," ungkapnya saat memberi sambutan dalam peresmian tersebut di Sungai Berangan Dusun Ilir, Desa Bantan, Kabupaten Belitung, Rabu (16/3/22). 

Dengan diresmikannya jembatan itu, kata Erzaldi adalah suatu keberkahan bagi dirinya pribadi selaku Gubernur Babel. "Masyarakat bukan hanya mengharapkan penanaman mangrove, tetapi juga pembangunan jembatan yang dapat difungsikan sekaligus untuk dermaga bagi para nelayan," ungkapnya. 

Selain gotong royong masyarakat Desa Bantan, AMCF (Asia Muslim Charity Foundation) juga turut membantu penyelesaian pembangunan dengan membangun fasilitas untuk masyarakat nelayan, khususnya yang berdomisili di sekitar Sungai Berangan. 

"Saya cukup terkejut, dengan biaya Rp 167 juta, jembatan sepanjang 230 meter ini dapat dibangun, karena memang dibangun dengan semangat gotong royong masyarakat," pujinya sembari menjelaskan bahwa jika dibangun tanpa bergotong royong, biaya yang dikeluarkan bisa mencapai Rp 1,5 milyar. 

Apresiasi tidak hanya disampaikan Gubernur Erzaldi kepada perangkat dan masyarakat desa, tetapi juga pihak AMCF, yang merupakan yayasan sosial bergerak dan berperan aktif membantu masyarakat khususnya dalam momen HKSN pada tiap tahunnya. 

Di samping itu ia berpesan agar tambatan perahu itu harus dijaga bersama oleh seluruh masyarakat. Selain itu, dirinya berpesan kepada kelompok sadar wisata (Pokdarwis) setempat untuk mengelola ini menjadi salah satu destinasi wisata karena panoramanya yang indah berhias tanaman mangrove. 

"Terima kasih sangat mendalam atas perhatian AMCF, dan saya mengundang kiranya nanti dapat membuat cabang atau kantor perwakilan di Babel. Harapannya bantuan ini bukan hanya bantuan satu kali tetapi dengan mendirikan perwakilan, agar lebih mudah berkoordinasi dan berkonsolidasi," ungkapnya. 

Pimpinan ACMF Ahmad Faisal Siregar mengatakan momen HKSN walaupun sangat singkat, namun menghasilkan kesepakatan bersama untuk melaksanakan program sosial membangun dermaga. "Alhamdulillah dalam waktu tiga bulan, cita-cita dan harapan kita bersama, pembangunan selesai," ungkapnya. 

Disampaikan kepada Gubernur Erzaldi, pihaknya memiliki program kemanusiaan yang bermitra dengan Kementerian Sosial RI dengan melakukan berbagai kegiatan termasuk membangun tambatan ini. Dukungan penuh masyarakat juga menjadi apresiasi tinggi karena tiap jengkal jembatan ini dibangun dengan jerih payah dan keringat masyarakat di bawah pimpinan Kepala Desa Bantan. 

"Kami tidak khawatir ke depan apakah jembatan akan dirawat atau tidak, karena jembatan dibangun masyarakat. Dengan struktur bangunan sepanjang ini, adalah model pertama di Indonesia dan akan menjadi percontohan yang dapat kami terapkan ditempat lain," katanya bersyukur. 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement