REPUBLIKA.CO.ID, BELITUNG--"Pagi ini ada Ibu Diah Yusuf Chairwomen Womanpreneur Indonesia Network (WIN) yang sengaja hadir untuk membagikan pengalamannya, dan harapannya mungkin yang tadi usahanya hanya scope Babel, setelah kegiatan ini akan terdorong pengetahuannya lebih luas lagi," ujar Founder Sekolah Sekuntum Melati Bangka Belitung, Melati Erzaldi saat membuka kegiatan Workshop Wirausaha Perempuan di Era Digital dengan tema Perempuan Tidak Boleh Tertinggal pada Rabu pagi (16/3/2022) di Pandan House Restaurant Belitung.
Perempuan tidak boleh tertinggal, Tuhan menciptakan perempuan dan laki-laki untuk saling melengkapi dan saling mendukung. Begitu juga di negara ini, keberadaan perempuan dan laki-laki menjadi satu instrumen penting, bukan hanya laki-laki saja yang maju tapi juga perempuan harus ikut maju agar akselerasi pembangunan di negeri ini akan lebih baik lagi.
"Karena kita sama-sama tahu, pasar Babel itu tidak terlalu luas kalau dilihat jumlah penduduk hanya satu setengah juta jiwa. Di sini ada namanya era digital, kita sama-sama tahu era digital hari ini bukan menjadi satu pilihan, tetapi menjadi satu keharusan. Oleh karena itu sekali lagi jika teman-teman semua sudah punya usaha tapi tidak paham digital itu sama saja bohong," katanya.
Chairwomen WIN, Diah Yusuf saat memberikan materi menjelaskan bahwa, dunia perlu seorang enterpreneur dan womenpreneur, karena dunia ini perlu seseorang yang punya inovasi untuk membuat kehidupan masa depan lebih baik.
Ia juga mengemukakan bahwa data menunjukkan secara global, resiliency (daya pegas) ketangguhan dari perempuan pengusaha di seluruh dunia, bisa memulihkan ekonomi yang sempat terkontraksi karena pandemi.
"Data menunjukkan bahwa yang hebat itu ya ibu-ibu yang sangat tangguh tidak mudah menyerah, kemudian adaptif, mereka jualan fashion kemudian mereka beralih menjadi masker dan seterusnya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Babel, Yulizar Adnan dalam sambutannya mengatakan bahwa Pemprov Babel selalu memberikan perhatian khusus kepada pelaku UMKM dalam pemberdayaan dan pengembangan usahanya.
"Pembinaan dan pendampingan UMKM yang dilakukan dimulai dari aspek perizinan usaha, manajemen produksi dan peningkatan kualitas produk yang market oriented, SDM yang berjiwa entrepreneurship, akses pembiayaan, kemitraan dan kerja sama, pemasaran offline dan online yang efektif dak pengembangan IT dalam usahanya," ujarnya.
Melalui workshop yang bertajuk ‘Perempuan Tidak Boleh Tertinggal’, dirinya berharap dapat memberikan dampak pengembangan usaha khususnya para perempuan pelaku UMKM dari berbagai sektor usaha dan varian produk."Inovasi, adaptasi, dan kolaborasi menjadi hal yang penting bagi para pelaku UMKM khususnya perempuan dalam rangka mengembangkan usahanya. Semoga kegiatan ini dapat memberikan motivasi dan semangat baru bagi UMKM perempuan Babel di masa sekarang dan di masa yang akan datang," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Babel, Budi Widihartanto mengatakan, agenda terkait penguatan perempuan khususnya dalam pemulihan ekonomi nasional dari dampak Covid-19 menjadi salah satu topik bahasan lebih mendalam pada forum G20. Salah satunya adalah fokus pembahasan peran swasta dan pemerintah untuk terus mendorong peran perempuan dalam usaha kecil dan menengah sebagai penggerak ekonomi yang menjadi salah satu agenda utama dari G20 Empower Presidensi Indonesia Tahun 2022.
"Sejalan dengan hal ini, Bank Indonesia melihat bahwa peran perempuan sangat besar dalam kewirausahaan digital saat ini meningkat, data menunjukkan bahwa 37 juta UMKM atau lebih dari 60 persen dikelola oleh perempuan dan 35 persen dari penjualan tersebut yang dilakukan secara daring dihasilkan oleh kaum perempuan. Ini berdasarkan data dari Bank Indonesia tanggal 29 Oktober 2021," katanya.