REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengapresiasi pendirian Monumen Pengabdian Dokter Indonesia yang didirikan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Wapres menilai kehadirannya monumen ini menjadi pengingat Indonesia pernah melewati sebuah ujian yang berat pandemi Covid-19.
"Namun di tengah tekanan dan kesedihan, kita tidak menyerah, terus bahu-membahu untuk menghadapi tantangan dan berusaha pulih sebagai bangsa yang lebih kuat," kata Wapres saat memberikan testimoni secara virtual dalam pembukaan Monumen Pengabdian Dokter Indonesia, di Jakarta, Kamis (17/3/2022).
Wapres berharap monumen ini akan membangkitkan spirit pengabdian dan perjuangan demi masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Dalam kesempatan itu, Wapres sekaligus mengucapkan terima kasih kepada seluruh dokter dan tenaga kesehatan di Indonesia yang menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19.
Menurutnya, pengabdian ini tak luput dari risiko kehilangan nyawa. Tercatat, ribuan nakes Indonesia, termasuk sekitar 750 dokter, gugur selama pandemi sejak Maret 2020 lalu.
"Ucapan terima kasih yang tulus saya sampaikan kepada seluruh dokter dan tenaga kesehatan Indonesia, serta kepada keluarga para pahlawan Covid-19. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, membalas pengorbanan mereka dengan kebaikan di dunia dan di akhirat," katanya.
Ketua Umum Pengurus Besar IDI Daeng Mohammad Faqih dalam sambutannya menekankan, selain sebagai bentuk penghargaan/apresiasi, monumen ini lebih dimaksudkan untuk mengabadikan semangat dari para dokter yang gugur dalam perjuangannya menangani pandemi Covid-19 agar dapat menjadi contoh oleh dokter-dokter yang lain.
Ia pun berharap pendirian monumen ini menjadi tonggak titik nol atau kembalinya semangat perjuangan dokter Indonesia untuk lebih kuat lagi mengabdi pada bidang pelayanan kesehatan. Hal tersebut, lanjut Daeng, selaras dengan dua jati diri dokter Indonesia sebagai insan pejuang kemanusiaan yang memegang nilai-nilai humanisme dan altruisme serta sebagai pejuang kemerdekaan karena IDI memang dilahirkan pada saat kemerdekaan Republik Indonesia.
"Pandemi ini alhamdulillah membuktikan jiwa itu masih melekat pada dokter Indonesia," katanya.