Kamis 17 Mar 2022 15:22 WIB

Jangan Membalas Nikmat Dari Allah dengan Keingkaran

Allah memberikan banyak nikmat untuk manusia.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Jangan Membalas Nikmat Dari Allah dengan Keingkaran. Foto:  (ilustrasi) lafazh Allah dan pernyataan tauhid
Foto: Republika/Hasanul Rizqa
Jangan Membalas Nikmat Dari Allah dengan Keingkaran. Foto: (ilustrasi) lafazh Allah dan pernyataan tauhid

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Alquran mengingatkan manusia dengan keras agar jangan membalas nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada manusia dengan keingkaran kepada-Nya. Sebab manusia sangat membutuhkan nikmat dari Allah SWT dan sangat banyak nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada manusia, sehingga manusia patut mensyukurinya dengan ketaatan kepada-Nya. Hal ini dijelaskan dalam Surah Ibrahim Ayat 28 dan tafsirnya.

 اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ بَدَّلُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ كُفْرًا وَّاَحَلُّوْا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِۙ

Baca Juga

Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan ingkar kepada Allah dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan? (QS Ibrahim: 28)

Tafsir Kementerian Agama menjelaskan bahwa ayat ini disampaikan dalam bentuk pertanyaan, tetapi bukan untuk dijawab, melainkan hanya sebagai peringatan bagi kaum Muslimin agar mereka jangan sekali-kali berbuat dan bertindak seperti yang dilakukan oleh orang kafir. Hendaklah mereka selalu taat, tunduk, dan patuh kepada perintah-perintah Allah dan semua larangan-Nya.

Jika mereka ingkar kepada Allah, mereka pasti akan diazab di dunia dan di akhirat seperti yang ditimpakan kepada orang kafir.

Menurut Ibnu Abbas yang dimaksud dengan "orang-orang yang telah menukar nikmat Allah" dalam ayat ini adalah orang-orang kafir Makah. Mereka telah dianugerahi bermacam-macam nikmat yang tidak diberikan Allah kepada bangsa lain. Negeri Makah telah dijadikan sebagai tanah haram yakni tanah yang dihormati, tanah yang terjamin keamanannya, dan tempat berdirinya Kabah yang dikunjungi manusia dari segala penjuru dunia setiap tahun.

Allah SWT telah mendatangkan air, makanan, dan buah-buahan ke tanah yang tandus itu. Nikmat yang lebih besar lagi adalah diangkatnya Muhammad dari bangsa mereka sendiri sebagai Nabi dan Rasul penutup, yang membawa agama Allah, yang menjadi petunjuk dan pegangan hidup bagi seluruh manusia. Semua nikmat yang telah dilimpahkan itu mereka ingkari. Bahkan mereka menyiksa Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin dan menghambat tersiarnya agama Islam.

Oleh karena itu, Allah SWT menimpakan azab dan siksa kepada mereka berupa musim kemarau yang kering dan lama, sehingga mereka banyak yang mati kelaparan. Menurut riwayat, ada di antara mereka yang sampai memakan tulang karena tidak ada lagi makanan yang akan dimakan.

Allah menerangkan bahwa mereka adalah orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dan telah menempatkan kaum mereka yang jadi pengikut-pengikut mereka di tempat yang penuh kesengsaraan, yaitu neraka Jahanam yang menyala-nyala, yang bahan bakarnya adalah batu dan manusia. Dari ayat ini dipahami bahwa Allah SWT memerintahkan manusia agar selalu mensyukuri nikmat-Nya dengan mengikuti perintah-perintah-Nya dan mematuhi larangan-larangan-Nya. Seluruh manusia dan makhluk sangat tergantung kepada nikmat itu, baik nikmat dalam bentuk lahir, maupun nikmat dalam bentuk batin atau yang tidak nampak.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement