Kamis 17 Mar 2022 16:47 WIB

Sejak awal 2022, Tiga Warga Garut Meninggal Akibat DBD

Tiga warga Garut meninggal dunia akibat demam berdarah sejak awal 2022.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas melakukan pengasapan (fogging) SDN Pabean udik 3 di Indramayu, Jawa Barat, Senin (7/2/2022). Pengasapan yang dilakukan di lingkungan sekolah itu bertujuan sebagai langkah memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk penyebar virus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Chikungunya saat musim hujan.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Petugas melakukan pengasapan (fogging) SDN Pabean udik 3 di Indramayu, Jawa Barat, Senin (7/2/2022). Pengasapan yang dilakukan di lingkungan sekolah itu bertujuan sebagai langkah memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk penyebar virus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Chikungunya saat musim hujan.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Garut terus mengalami peningkatan. Musim hujan yang masih terjadi di daerah itu dinilai membuat nyamuk makinn berkembang biak.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani, mengatakan, sudah ada lebih dari 100 kasus DBD di daerahnya yang tercatat sejak Januari 2022. Kasus DBD itu banyak ditemukan di wilayah perkotaaan, seperti Garut bagian tengah dan utara.

"Dari total kasu itu juga sudah ada yang sampai meninggal dunia," kata dia, Kamis (17/3/2022).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, selama Januari 2022 ditemukan 59 kasus DBD. Angka itu bertamhah menjadi 69 kasus DBD selama Februari, dengan satu kasus menyebabkan kematian di Kecamatan Bayongbong.

Sementara hingga pertengahan Maret, kasus DBD di Kabupaten Garut tercatat 23 kasus. Sebanyak dua orang dilaporkan meninggal dunia di Kecamatan Kersamenak.

Leli mengatakan, pihaknya terus melakukan penanganan dengan penyuluhan kepada masyarakat. Ketika ada kasus DBD, tim akan melakukan penyelidikan epidemioligi. Setelah itu, baru ditentukan tindakan yang dilakukan di wilayah itu.

"Apakah harus di-abate, fogging, atau cukup dengan 3M. Kami juga sudah sering juga melakukan fogging (pengasapan), dalam sepekan sekitar tiga kali dilakukan," kata dia.

Menurut dia, sebenarnya upaya fogging itu hanya membunuh nyamuk dewasa. Masyarakat diminta fokus membunuh jentik dengan upaya 3M.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement