REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Dyah Roro Esti mengatakan pelaksanaan Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 yang akan berlangsung di Nusa Dua, Bali, pada 20-24 Maret 2022 mendatang merupakan momentum bagi masing-masing negara untuk saling menguatkan satu sama lain. Menurutnya, pertemuan tersebut merupakan kesempatan untuk dapat saling bertukar ilmu antar negara.
"Dan IPU ini merupakan ajang tersendiri untuk kita membahas lebih detail lagi bagaimana lintas negara bisa bekerja sama. Selama ini ada beberapa kedutaan atau duta besar yang datang untuk mendiskusikan secara rinci bagaimana beberapa negara ini bisa bekerja sama," ujarnya saat menjadi narasumber dalam diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema ‘Misi DPR RI dalam Inter-Parliamentary Union ke-144 Bali’, di Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Kamis (17/3/2022). Turut hadir Wakil Ketua BKSAP DPR RI Achmad Hafisz Tohir.
Lebih lanjut, Anggota Komisi VII DPR RI ini berharap, dalam gelaran IPU ke-144 nanti ada sebuah komitmen besar berkaitan dengan realisasi transisi energi. Mengingat, tema IPU ke-144 kali ini adalah ‘Getting to Zero: Mobilizing Parliament to Act on Climate Change’.
"Saya rasa IPU karena melibatkan lebih banyak lagi negara ini bisa jadi momentum dan saya berharap ada sebuah resolusi, komitmen besar bagaimana kita bisa merealisasikan transisi energi, karena emisi karbon yang datang dari sektor energi itu sangat amat melimpah," jelas Dyah Roro seperti ditulis laman dpr.go.id.
Selain itu, Dyah Roro yang juga akan terlibat dalam Forum of Young Parliamentarians berharap momentum tersebut dapat dimanfaatkan bagi pemuda parlemen untuk bisa menyuarakan isu-isu di masing-masing negara. "Mudah-mudahan itu juga bisa menjadi momentum tersendiri bagaimana para pemuda di parlemen bisa menyuarakan di negaranya masing-masing terkait isu-isu yang mendesak, baik itu berkaitan dengan penanganan Covid-19 tapi juga climate change yang merupakan isu kini tetapi juga dampaknya terhadap masa depan generasi penerus bangsa," imbuh politisi Partai Golkar tersebut.
Terakhir, legislator dapil Jawa Timur X ini berharap, keterlibatan Indonesia dalam IPU, terlebih sebagai tuan rumah pada gelaran kali ini dapat memberikan multiplier efek yang panjang, khususnya dari segi pariwisata, transfer of knowledge maupun dari sisi investasi.
"Banyak sekali hal yang tadi di satu sisi banyak isu yang akan kita dorong tetapi disamping itu bagaimana negara Indonesia juga bisa mendapat benefit. Dan itu momentum yang luar biasa, sangat luar biasa. Karena ada MotoGP Mandalika, kita ada IPU, juga ada G20, ini mengalami tahun yang menurut saya luar biasa dan kita harus maksimal dalam menyikapinya," tutupnya.