REPUBLIKA.CO.ID, KOTA BOGOR -- Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat memastikan ketersediaan pangan jelang Ramadhan 1443 Hijriah cukup dengan dukungan 200 mitra dari produsen hingga agen di dalam maupun daerah sekitarnya. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor, Anas S Rasmana, di Kota Bogor, Kamis (17/3/2022) mengatakan hasil rapat dengan Badan Urusan Logistik (Bulog), perusahaan bahan pangan, kelompok tani, distributor dan perusahaan swasta pangan besar, sehingga tidak akan kesulitan ketersediaan barang. "Kota Bogor itu dilihat dari pengalaman yang sudah-sudah begitu, yang sulit itu daya beli dan keterjangkauannya," kata dia.
Anas menyebutkan pada Bulan Ramadan, kebutuhan pangan masyarakat yang biasa meningkat antara lain daging sapi, minyak goreng dan santan kelapa yang mengalami kenaikan harga. Sementara daya beli masyarakat menurun akibat terdampak Covid-19, banyak menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK), sehingga pemerintah memberikan berbagai solusi.
Di Kota Bogor, kata Anas, DKPP fokus memperhatikan keterjangkauan daya beli dan ketersediaan bahan pangan. Caranya dengan menyediakan mobil toko tani yang berkeliling setiap tiga kali dalam seminggu ke wilayah-wilayah. Bahan pangan tersebut didapat dari dukungan 200 mitra, tersebar di Bogor, Jakarta, Ciamis dan Tangerang Selatan.
Ratusan mitra itu terdiri atas produsen yakni pembudidaya tanaman dan lain-lain, distributor hingga agen. Sebanyak 68 kelurahan yang ada di Kota Bogor bisa mengajukan jadwal untuk didatangi oleh mobil toko tani secara bergiliran.
Di dalam mobil tersebut telah disediakan kebutuhan primer sebanyak 16 jenis pangan, antara lain daging sapi, ayam, ikan, sayur-mayur, minyak goreng dan lainnya. Menurut pengalaman, kata Anas, pada Bulan Ramadan kebutuhan pangan masyarakat meningkat sekitar 1,5 kali lipat dari hari biasanya.
Warga biasa berbuka puasa dengan menu khusus dan jarang sekali mau menyantap yang ada saja di rumah. Oleh karena itu kebutuhan di restoran juga meningkat. Namun yang menjadi masalah saat ini adalah daya beli dan keterjangkauan barang, dimana lokasi bahan tersebut seperti yang sedang ramai yakni minyak goreng.
"Jadi, dalam program mobil toko tani ini, armada kita yang siapkan, listrik, satpam di lokasi kita yang bayar. Dan jumlah armadanya terbatas, kalau banyak jadi pesaing pedagang. Kita hanya untuk keterjangkauan," jelasnya.