Jumat 18 Mar 2022 00:30 WIB

Dukung LGBT, Marvel Studios Kecam RUU 'Don't Say Gay' di Florida

RUU 'Don't Say Gay' larang guru bahas LGBT di kelas TK hingga kelas 3.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Marvel Studios menyatakan kecamannya terhadap RUU Dont Say Gay yang akan berlaku di Florida, AS.
Foto: Twitter/Marvel Studios
Marvel Studios menyatakan kecamannya terhadap RUU Dont Say Gay yang akan berlaku di Florida, AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Marvel Studios secara terbuka menyatakan dukugannya terhadap komunitas LGBT. Pernyataan tersebut muncul menyusul bungkamnya perusahaan induknya, Disney, terhadap rancangan undang-undang "Don’t Say Gay" di Florida, Amerika Serikat.

"Kami mengecam keras setiap dan semua undang-undang yang melanggar hak asasi manusia komunitas LGBTQIA+. Marvel Studios melambangkan harapan, inklusivitas, dan kekuatan, dan kami dengan bangga berdiri bersama komunitas," tulis Marvel Studios lewat sebuah pernyataan di Twitter pada Rabu (16/3/2022).

Baca Juga

Ddilansir New York Post, Kamis (17/3/2022), Marvel menyatakan berjanji akan melanjutkan komitmen mereka sebagai pendukung yang mempromosikan nilai-nilai kesetaraan, penerimaan, dan rasa hormat. Pernyataan mereka muncul setelah Senat Florida mengesahkan Rencana Undang-Undang (RUU) "Don’t Say Gay" yang aslinya bertajuk "Parental Rights in Education".

Peraturan tersebut melarang guru mendiskusikan topik LGBTQ, seperti orientasi seksual atau identitas gender, dari TK sampai siswa naik kelas tiga. Tema yang sama juga dilarang untuk dibahas dengan siswa kelas yang lebih tinggi kecuali itu sesuai usia dan sesuai perkembangan anak.

RUU tersebut bertujuan agar orang tua lebih punya kendali terhadap pendidikan anaknya. Gubernur Florida, Ron DeSantis, mengatakan dia, berencana untuk menandatangani RUU itu menjadi undang-undang.

Pekan lalu, CEO Disney Bob Chapek mendapat kecaman setelah sebuah memo bocor. Isinya menjelaskan keputusan Disney untuk tetap diam tentang undang-undang kontroversial tersebut. Sementara itu, petinggi Disney menyatakan bahwa mereka dengan tegas mendukung karyawan LGBTQ+.

"Pernyataan perusahaan tidak banyak mengubah hasil atau pikiran. Sebaliknya, mereka sering dipersenjatai oleh satu pihak atau pihak lain untuk memecah belah dan mengobarkan lebih jauh. Sederhananya, mereka bisa menjadi kontraproduktif dan merusak cara yang lebih efektif mencapai perubahan,” kata para petinggi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement