Jumat 18 Mar 2022 10:57 WIB

Sri Mulyani: Inklusi Keuangan Bagi Perempuan Dorong Kesetaraan Gender

Sri Mulyani menyebut tema Presidensi G20 memiliki dimensi kesetaraan gender

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tema Recover Together Recover Stronger pada Presidensi G20 Indonesia memiliki dimensi kesetaraan gender yang sangat penting. Menurutnya, tidak ada proses pemulihan bersama jika setengah dari populasi yang ada tidak dapat memperoleh akses keuangan yang utamanya terjadi pada perempuan.
Foto: Dok. Web
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tema Recover Together Recover Stronger pada Presidensi G20 Indonesia memiliki dimensi kesetaraan gender yang sangat penting. Menurutnya, tidak ada proses pemulihan bersama jika setengah dari populasi yang ada tidak dapat memperoleh akses keuangan yang utamanya terjadi pada perempuan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyebut inklusi keuangan menjadi pendorong utama yang sangat penting untuk mencapai inklusivitas ekonomi. Adapun upaya untuk mengatasi ketimpangan akses keuangan ini dinilai penting karena inklusivitas ini akan mewujudkan kesetaraan gender dan kesetaraan keuangan.

Dari data The World Bank Global Index menunjukkan, akses perempuan terutama dalam hal kepemilikan akun perbankan sebesar tujuh persen di bawah laki-laki. Pada 2017, kepemilikan akun oleh perempuan hanya 65 persen dibandingkan dengan 72 persen bagi pria, meningkat dibandingkan dengan data 2011.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tema 'Recover Together Recover Stronger' pada Presidensi G20 Indonesia memiliki dimensi kesetaraan gender yang sangat penting. Menurutnya, tidak ada proses pemulihan bersama jika setengah dari populasi yang ada tidak dapat memperoleh akses keuangan yang utamanya terjadi pada perempuan.

"Selisih ini memang kecil, namun sebenarnya ini menunjukkan adanya laju penurunan selisih yang relatif sangat rendah jika dibandingkan dengan 2011 yang selisihnya sekitar delapan persen," ujarnya saat webinar, Jumat (18/3/2022).

Berdasarkan Global Woman Financial Literacy Index, akses keuangan wanita di Indonesia empat persen di bawah pria. Dari sisi lain, sebenarnya perempuan di Indonesia memainkan peran yang sangat penting, bahkan setengah dari usaha mikro dimiliki oleh perempuan dari total 60 juta UMKM di Indonesia.

Pada usaha kecil, 56 persennya dimiliki oleh perempuan dan pada skala usaha menengah, 34 persennya juga dimiliki oleh perempuan. Artinya, semakin kecil ukuran perusahaan atau kegiatan ekonominya, maka akan semakin besar kemungkinan bahwa usaha itu dimiliki atau dijalankan oleh perempuan.

"Di Indonesia, usaha kecil menengah sebenarnya menyediakan 67 persen dari penciptaan lapangan kerja. Artinya, perempuan berperan penting dalam menciptakan lapangan kerja atau menjadi wiraswasta, dan itu berarti 60 persen dari PDB akan bergantung pada perempuan," ucapnya.

Pemerintah memahami tantangan usaha kecil menengah untuk berkembang itu salah satunya akses Keuangan. Maka itu, pemerintah memperluas pemberian kredit usaha rakyat (KUR) yang diharapkan dapat memberikan akses lebih luas kepada perempuan terutama akses keuangan dari lembaga keuangan formal.

Namun, hal lain yang masih menjadi tantangan bagi sebagian bank karena belum terbiasa memberikan kredit skala mikro terutama milik perempuan. Maka itu, pemerintah mendorong pemberian kredit usaha dari BRI dengan PNM serta Pegadaian yang fokus kepada penyaluran kredit kecil yang sebagian besar dimiliki oleh perempuan.

"Sejujurnya, jika melihat pemulihan ekonomi di Indonesia tahun lalu 2021 yang cepat, kinerja perbankan yang banyak menyalurkan ke usaha kecil menengah sebenarnya cukup luar biasa. Itu menunjukkan bahwa jika perempuan diberi kesempatan seperti ini, biasanya kinerja mereka relatif baik dan mereka sangat tangguh," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement