REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Kamis (17/3/2022) memperingatkan kepada para tentara bayaran untuk tidak bergabung dengan Rusia. Dia mengatakan bahwa, mereka telah mengambil keputusan terburuk jika bergabung dengan tentara Rusia untuk melawan Ukraina.
“Jadi sekarang saya memperingatkan semua orang yang akan mencoba bergabung dengan penjajah di tanah Ukraina kami. Umur panjang lebih baik daripada uang yang ditawarkan kepada Anda untuk waktu yang singkat," ujar Zelenskyy, dilansir Anadolu Agency, Jumat (18/3/2022).
Zelenskyy mengatakan, dia akan melanjutkan pidatonya di parlemen dan negara-negara mitra untuk menghentikan perang. Termasuk memulihkan integritas wilayah Ukraina, dan perdamaian.
Sejauh ini, Zelenskyy telah berbicara kepada parlemen Amerika Serikat (AS), Jerman, Kanada dan Inggris dalam panggilan video. Dia juga berbicara melalui panggilan video pada sesi pleno Parlemen Eropa yang didedikasikan untuk perang Rusia-Ukraina pada 1 Maret.
Rusia memiliki perusahaan khusus yang memasok milisi dari Suriah, Libya, dan Republik Afrika Tengah. Mereka bekerja atas nama Moskow.
Ukraina mengatakan, Rusia telah merekrut hampir seribu tentara bayaran dari Suriah. “Penjajah Rusia, yang telah menderita kerugian besar selama perang, telah merekrut tentara bayaran dari pasukan di bawah komando rezim (Suriah) Bashar al-Assad dan (kelompok Lebanon) yang disebut tentara Hizbullah,” kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Perang Rusia-Ukraina dimulai pada 24 Februari. Konflik ini telah menarik kecaman internasional, sehinga menyebabkan Barat dan negara lainnya menjatuhkan sanksi ekonomi bagi Rusia.
Menurut data PBB, setidaknya 780 warga sipil telah tewas dan 1.252 terluka di Ukraina sejak awal perang. PBB mencatat bahwa, kondisi di lapangan membuat mereka sulit untuk memverifikasi jumlah korban yang sebenarnya. Sementara lebih dari 3,16 juta warga Ukraina telah melarikan diri ke negara-negara tetangga.