REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk untuk menjadi perusahaa publik akan segera terealisasi. Dalam waktu dekat, perusahaan berbasis teknologi tersebut dijadwalkan akan menyelenggarakan Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO).
Menanggapi hal tersebut, investor pun disarankan untuk tidak terbawa euforia. Seperti diketahui, rencana GoTo untuk melantai di bursa saham memang sudah dinanti-nantikan oleh masyarakat. Antusiasme masyarakat untuk memiliki saham GoTo tampaknya cukup tinggi.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto, menyarankan sebaiknya investor belajar dari fenomena saham PT Bukalapak.Com Tbk (BUKA). "Saya sarankan untuk belajar dari kejadian di saham BUKA agar mereka tidak terlalu ikut euforia ketika penguatan sudah tidak terkendali," kata William saat dihubungi Republika, Kamis (17/3).
Menurut William, sudah menjadi hal yang sering terjadi jika harga saham IPO akan menguat pada hari pertama perdagangan. Namun setelah beberapa hari kemudian, biasanya harga saham akan terkoreksi. Untuk itu investor disarankan agar bisa menahan diri.
Seperti diketahui, sejak IPO saham BUKA terus menurun. Dalam enam bulan terakhir BUKA bahkan telah terkoreksi sebesar 66 persen. Saham BUKA saat ini diperdagangkan dikisaran harga 266-290, turun jauh dibandingkan saat IPO di harga Rp 850.
Meski demikian, William menilai, upaya GoTo untuk mengantisipasi penurunan harga setelah IPO dengan opsi Green Shoe cukup baik diterapkan. Menurutnya, strategi ini bisa mengamankan investor ritel dari penurunan tajam seperti yang terjadi pada BUKA.
Sebagai informasi, Greenshoe adalah suatu mekanisme yang memberikan GoTo fleksibilitas untuk menunjuk broker sebagai agen stabilisasi. Dengan skema ini, agen stabilisasi dapat membeli saham GoTo di harga berapa pun sampai maksimal di harga IPO-nya dalam periode 30 hari setelah saham GoTo tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).