Jumat 18 Mar 2022 13:43 WIB

Shanghai Lanjutkan Tes Massal Covid-19

Shanghai menggelar tes massal Covid-19 untuk menahan lonjakan kasus Covid-19

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
 Orang-orang berjalan di jalan di sebelah layar besar yang menampilkan data bursa saham terbaru di Shanghai, Cina. Shanghai menggelar tes massal Covid-19 untuk menahan lonjakan kasus Covid-19. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/ALEX PLAVEVSKI
Orang-orang berjalan di jalan di sebelah layar besar yang menampilkan data bursa saham terbaru di Shanghai, Cina. Shanghai menggelar tes massal Covid-19 untuk menahan lonjakan kasus Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Pusat perdagangan China, Shanghai, menggelar tes massal Covid-19 untuk menahan lonjakan kasus infeksi. Akan tetapi beberapa distrik mulai melonggarkan beberapa peraturan demi meminimalkan disrupsi ekonomi.

Kota yang memiliki 25 juta penduduk itu melaporkan 57 kasus infeksi dengan gejala pada Kamis (17/3/2022) kemarin. Sementara jumlah kasus Covid-19 tanpa gejala bertambah 203 naik 150 kasus dari satu hari sebelumnya.

Baca Juga

Dampak pandemi virus corona pada Shanghai relatif tidak seberat dampak pada kota-kota besar lainnya di seluruh dunia. Namun mereka menghentikan proses pembelajaran di sekolah, menggelar program tes massal, dan menutup sementara lusinan komplek perumahan selama 28 jam.

China tengah menghadapi penyebaran Covid-19 terburuk sejak pertama kali virus itu muncul di Wuhan pada awal 2020. Angka kasus infeksi Covid-19 dengan gejala di negara itu bertambah 1.388 pada Kamis kemarin, naik dua kali lipat dibanding hari sebelumnya.

Berdasarkan standar internasional, wabah di China relatif kecil dan pengamat memperdebatkan seberapa berat strategi keras China yang disebut "zero-Covid" berdampak pada perekonomian di dalam dan luar negeri. Pada Kamis lalu Presiden Xi Jinping memberi sinyal kebijakan "pembersihan dinamis" untuk menahan penyebaran virus.

"Kemenangan datang dari kegigihan," kata Xi dalam rapat komite Politbiro seperti dikutip media pemerintah. Ia juga mendorong langkah yang lebih efektif dan meminimalisir dampaknya pada perekonomian.

Pemerintah Shanghai menekankan tidak ada karantina total seperti kota-kota lainnya. Pemerintah kota mengatakan akan menggelar tes dari satu permukiman ke permukiman lainnya dan memerintahkan mereka untuk ditutup selama 48 jam sampai hasil tes keluar.

Pada Jumat (18/3/2022) terdapat tanda-tanda kota itu akan melonggarkan sejumlah peraturan pembatasan sosial. Sementara beberapa komplek tidak lagi harus menjalani isolasi selama 48 jam selama menunggu hasil tes keluar. Kepala komite warga distrik Changing mengatakan komplek rumahnya tidak akan ditutup pada akhir pekan ini seperti yang telah dijadwalkan sebelumnya. Ia mengatakan tes di dua komplek lainnya juga ditangguhkan.

Sementara pemerintah mengatakan Shanghai akan meningkatkan kapasitas tesnya dari tiga juta per hari menjadi 5,5 juta per hari. Beberapa distrik melaporkan kekurangan jumlah petugas tes yang memenuhi syarat.

Sejumlah warga mengeluhkan ketidakjelasan kapan hal ini menjadi peraturan. Satu keluarga di distrik Hongqiao mengatakan mereka masih tidak boleh keluar rumah walaupun hasil tes dua anggota keluarga sudah negatif. Petugas mengatakan ia masih menunggu instruksi pemerintah.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement