REPUBLIKA.CO.ID, ROMA – Pemerintah Italia akan membatasi penggunaan perangkat lunak anti-virus Rusia di sektor publik setelah invasi Rusia ke Ukraina. Langkah ini diambil karena khawatir Rusia dapat membajak program untuk meretas situs web.
Wakil Menteri Keamanan Negara Bagian Franco Gabrielli mengatakan pemerintah sedang mengerjakan aturan untuk memungkinkan sejumlah badan negara menghentikan perangkat lunak yang dikembangkan oleh Kaspersky Lab yang berbasis di Rusia.
Sumber pemerintah mengatakan kepada Reuters, aturan baru akan membiarkan administrasi publik mengganti semua perangkat lunak yang dianggap berpotensi berbahaya. Sementara sumber kedua mengatakan aturan bisa disetujui paling cepat pekan ini.
Menanggapi aturan baru, kantor Kaspersky di Italia sedang memantau situasi. Mereka khawatir aturan baru berdampak pada karyawannya dan memperingatkan pihaknya bisa mengalami kerugian dari keputusan yang didasarkan pada urusan geopolitik dibandingkan masalah teknis.
“Kami berharap sikap ini tidak akan mengarah pada penerapan undang-undang yang terutama akan memengaruhi mitra, keluarga, dan warga Italia kami,” kata Kaspersky dalam email.
Dalam rekomendasi yang dikeluarkan pada Selasa lalu, badan keamanan siber negara Italia mengatakan tidak ada bukti produk yang disediakan oleh perusahaan terkait dengan Rusia sejak invasi pada akhir Februari lalu. Namun, mereka memperingatkan risiko perlu dinilai kembali di tengah konflik.
Awal pekan ini, badan keamanan siber Jerman memperingatkan pengguna perangkat lunak Kaspersky dapat menimbulkan risiko serius dari serangan peretasan. Sebagai tanda bahwa dunia bisnis Italia juga sensitif tentang hubungannya dengan Kaspersky, tim Formula Satu Ferrari mengatakan pada Kamis, kesepakatan sponsornya dengan perusahaan telah ditangguhkan berdasarkan kesepakatan bersama. Seorang juru bicara Ferrari juga mengatakan perusahaan sedang menilai penggunaan perangkat lunak anti-virus Kaspersky.